Padang, Gatra.com - Pasokan ketersediaan bahan pangan di Sumatra Barat (Sumbar), dipastikan aman selama masa percepatan penanganan wabah virus corona. Hal ini sesuai laporan ketersediaan pangan di semua kabupaten dan kota di provinsi itu.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Chandra menyebutkan, salah satu komoditi seperti cabai bahkan mengalami penurunan harga di Sumbar. Salah satu penyebabnya, dikarenakan pemasaran yang terbatas yang biasanya terbuka dan tertutup serta diambil setiap hari.
"Seluruh kabupaten dan kota, sudah melaporkan hasilnya melebihi, seperti padi, bawang, dan komoditi lainnya," kata Chandra kepada Gatra.com di Padang, Jumat (10/4).
Pengakuannya, hasil padi di Sumbar mengalami surplus dengan rata-rata 2,900 juta ton setiap tahunnya. Jika dikonversi akan menghasilkan beras 1,800 ton. Padahal, kebutuhan padi di Sumbar hanya sekitar 980 ton. Dengan demikian, beras juga didistribusikan ke daerah Jambi, Riau, dan Sumatra Utara.
Ia menilai secara umum pangan masih surplus, dan belum ada berpengaruh bagi masyarakat Sumbar. Hanya saja, kemungkinan adanya gangguan jalur distribusi jika diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tapi ia yakin pemerintah akan mempermudah distribusi pangan.
"Secara umum kita masih surplus, bahkan beberapa komoditi, seperti beras, sayur-sayuran, bahkan bawang kita distribusikan ke Riau, kadang ke Jawa," sebutnya.
Pihaknya juga telah melakukan rapat bersama bupati dan wali kota, agar masing-masing seluruh hasil pertanian yang akan dipanen bisa digunakan kebutuhan pangan selama wabah virus corona. Kemudian juga selalu melaporkan ke Pemerintah Pusat terkait ketersediaan pangan di Sumbar.
Dengan demikian, ia meminta semua masyarakat terutama petani, agar bisa berkoordinasi dengan Toko Tani yang ada di masing-masing daerah. Tujuannya, agar bisa melakukan pengendalian pemasaran ketika masa darurat wabah virus corona berjalan dengan baik.