Yogyakarta, Gatra.com - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus lagi, Jumat (10/4) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan tinggi kolom erupsi mencapai 3.000 meter.
"Terjadi erupsi di Gunung Merapi tanggal 10 April 2020 pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 milimeter dan durasi 103 detik," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam pernyataan tertulis, Jumat.
Saat letusan, tinggi kolom erupsi teramati kurang lebih 3.000 meter dari puncak. Angin saat erupsi mengarah ke barat laut. "Sementara ini tidak teramati awan panas," ujarnya.
Hujan abu pun turun di sejumlah lokasi, meski tak sampai mengganggu aktivitas penerbangan. "Hingga saat ini dilaporkan terjadi hujan abu di Sepi, Desa Jrakah (Boyolali, Jateng)," kata Hanik.
Sebelumnya, Hanik menyatakan erupsi Merapi yang didominasi asap vulkanik dan debu akan sering terjadi. Penyebabnya, pergerakan magma dari dapur ke permukaan.
Namun akhir-akhir ini, Hanik menambahkan, aktivitas intensif di puncak Merapi menghasilkan asap cukup banyak. Sumber asap atau panas itu bahkan tampak lebih jelas seperti menyala pada malam hari saat diamati dengan kamera mode nightview.
BPPTKG tetap mengimbau warga tetap tenang dan tidak panik. Merapi berstatus waspada atau level II sejak 21 Mei 2018. "Jarak bahaya dalam radius 3 kilometer dari puncak. Jika terjadi hujan abu, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Hanik.