Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka-BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro berpandangan, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan strategis dan berkelanjutan yang bisa menjembatani kepentingan diaspora dan ilmuwan dalam negeri. Hal itu diungkapkan Bambang Saat meluncurkan "Program Skema Kolaborasi Riset-Inovasi Diaspora Indonesia".
"Ilmuwan diaspora merupakan jembatan yang akan membawa ilmuwan dalam negeri menuju gerbang pengetahuan dunia. Keberadaan mereka juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat bertanya, Kata Menteri Bambang Saat Konferensi Pers Daring, Kamis (9/4).
Menurut Bambang, Apabila jembatan tersebut sudah kokoh dibangun, maka dirinya yakin budaya riset nasional akan lebih berkualitas. Dirinya juga sekaligus menyampaikan, melalui program ini pemerintah menyediakan anggaran riset maksimal sebesar Rp 2 miliar per tahun, dengan durasi 3 tahun.
"Dana riset ini berasal dari pendanaan Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP) dan dikelola oleh Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN," jelas Bambang.
Selain itu, Bambang juga berpendapat, pemerintah akan segera melakukan aktivitad menyinergikan potensi-potensi yang dimiliki para diaspora agar dapat memberikan karya terbaik untuk Indonesia. Hal itu didorong karena selama ini, diaspora Indonesia yang tersebar di banyak negara selama ini terabaikan dalam waktu yang cukup lama.
"Indonesia memiliki potensi SDM ungul yang tersebar di banyak negara. Oleh karena itu pemerintah perlu menyinergikan potensi-potensi yang dimiliki para diaspora bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan SDM Indonesia," tutur Bambang.
Sementara iru Direktur Utama LPDP, Rionald Silaban menyampaikan harapannya atas skema ini, yaitu mendorong terciptanya kolaborasi riset antaraperiset nasional dengan diaspora dalam rangka meningkatkan kualitas riset nasional. "Sekaligus sebagai ruang kontribusi bagi diaspora untuk turut membangun kemandirian teknologi dan daya saing iptek nasional, terutama pemanfaatannya dalam hal penanggulangan Covid-19 di Indonesia," pungkas Rio