Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 akan berada di angka 4,7 persen. Sedangkan di kuartal selanjutnya akan mengalami penurunan drastis ke angka 1,1 persen, karena wabah virus Corona baru atau Covid-19 yang telah menyerang Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, proyeksi itu merupakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masuk dalam skenario berat, menurut Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS atau Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSKK).
"Skenairo pertumbuhan ekonomi kuartal per kuartal sudah disampaikan, kuartal I, 4,7 persen, kuartal II 1,1 persen , Kuartal II 1,3 persen dan naik kuartal IV 2,4 persen," katanya, dalam video conference, di Jakarta, Kamis (9/4).
Perry melanjutkan, skenario buruk dibuatnya bersama anggota KSSK lainnya dengan mempertimbangkan kapan puncak wabah akan terjadi, yang mana sebelumnya telah dikoordinasikan dengan Satuan Gugus Tugas Covid-19.
"Berdasarkan informasi Satgas, diperkirakan Covid-19 bisa mencapai puncak Juni, Juli dan masa darurat 29 Mei bisa Juni dan Juli, mendasari skenario berat dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi 2,3 persen di 2020," ujarnya.
Dengan pertimbangan itulah, yang kemudian digunakan KSSK untuk menambah anggaran belanja tahun ini, sebesar Rp405,1 triliun. Begitu juga dengan pelebaran defisit hingga 5,07 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Itulah kenapa perlu stimulus fiskal dan defisit fiskal 5,07 persen dari PDB dan tambahan belanja fiskal Rp405,1 triliun dan antara lain untuk atasi biaya kesehatan, sosial safety net dan pemulihan ekonomi," kata Perry.