Semarang, Gatra.com – Coronavirus disease (COVID-19) telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Tengah. Adanya virus Corona itu ekonomi di Jawa Tengah menjadi perhatian, supaya tidak terjadi inflasi yang tinggi dan menurunnya daya beli masyarakat.
Kepala Grup Advisor dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Iss Savitri Hafid mengatakan, berdasarkan rilis data Inflasi oleh Badan Pusat Statistik, pada Maret 2020 Jawa Tengah mencatat inflasi sebesar 0,02% month to month (mtm). Inflasi itu lebih rendah dlbandinngkan inflasi yang terjadi pada Februari sebesar 0,44% (mtm).
“Inflasi yang terkendali tersebut, sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. Dengan perkembangan ini, Inflasi tahunan Jawa Tengah mencapai 3,25% (yoy), lebih tinggi dibanding dengan inflasi nasional yang tercatat 2,96% (yoy),” katanya pada keterangan tertulis yang di terima gatra.com, Kamis (9/4).
Rendahnya inflasi di Jawa Tengah pada triwulan pertama tahun 2020, didorong oleh terkendalinya kenaikan harga bahan makanan, disertai penurunan harga beberapa kebutuhan sekunder. Kelompok komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap meredanya tekanan Inflasi Marat 2020 yaitu kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencatatkan deflasi sebesar 0.27% (mtm).
“Sejalan dengan Itu, dua kelompok komoditas lain yaitu kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan serta kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya juga mengalam deflasi masing-masing sebesar 0,07% (mtm) dann 0.01% (mtm),” ujarnya.
Perlambatan laju inflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau terutama bersumber dari deflasi yang terjadi pada sub kelompok Makanan sebesar 0.44% (mtm). Beberapa komoditas utama pada kelompok ini mengalaml deflasi, diantaranya cabai merah, cabai rawit dan bawang putih.
Deflasi cabai merah dan cabai rawit tercatat masing-masing sebesar 25.84% (mtm) dan 13.26% (mtm), dikuti oleh bawang putih sebesar 3,45% (mtm). Penurunan harga pada ketiga komoditas ini didorong oleh faktor melimpahnya pasokan Produksi cabai merah yang meningkat sebesar 11% (mtm) dan produksi cabai rawit menigkat sebesar 67% (mtm).
“Diperkirakan akan terus meningkat hingga pertengahan April saat memasukl puncak panen cabai di Jawa Tengah. Pasokan bawang putih meningkat seiringg Izin Impor yang telah diberikan sebagai upaya untuk menstabilkan harga pasca peningkatan signifikan yang terjadi pada bulan Februan Ialu,” ucapnya.
Kemudian perlambatan juga didorong oleh meredanya tekanan inflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan bersumber dari deflasi pada sub kelompok Peralatan Komunikasi dan Informasi.
Dua komoditas utama yang mengalaml penurunan harga adalah televisi berwarna dan laptop atau notebook, masing-masing mencatatkan deflasi sebesar 2,19% (mtm) dan 0,19% (mtm). Hal ini didorong oleh program promo yang diberikan oleh beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk menghabiskan stok model lama sebelum digantlkan oleh model baru, dan dengan spesiflkasi terbaru.
Selain itu, kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya turut mengalami deflasi. Penurunan harga terjadi pada sub-kelompok Koran, Buku dan Perlengkapan Sekolah. Hampir seluruh komoditas pada sub-kelompok ini mengalami penurunan harga, diantaranya kertas HVS (-0,01; mtm), pulpen (-0,03;mtm), pensil (-0,04;mtm), dan tas sekolah (-0,09;mtm). Hal ini didorong oleh penyesuaian harga yang dilakukan oleh beberapa produsen.
Sementara itu, deflasi yang terjadi pada sub kelompok Makanan berdampak positif pada Iaju inflasi pada kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman. Hal ini tercermin pada meredanya tekanan inflasi pada kelompok ini dan 0,21% (mtm) menjadl 0,04% (mtm) Sumber penurunan harga adalah dan sub kelompok Jasa Pelayanan Makanan dan Minuman.
“Meski realisasi inflasi yang relatif rendah di triwulan I 2020, potensi risiko peningkatan harga masih akan terjadi pada bulan berikutnya. Adapaun faktor utama yang menjadi kendala adalah kegiatan distribusi pasca penetapan kebijakan pemerintah berupa pembatasan sosial berskala besar dalam rangka menanggulangi penyebaran virus Covid-19,” kata Iss Savitri.
Namun demikian, ia menuturkan terdapat empat kunci pengendalian Inflasi, yaltu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunlkasi yang efektif akan terus dilakukan oleh Tim Pengendali lnflasi Daerah (TPID), “Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga Inflasi Jawa Tengah pada tahun 2020 tetap berada pada klsaran sasaran inflasi 3, 0 % - 1 %,” tuturnya.