Cilacap, Gatra.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cilacap, Jawa Tengah mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menyerap gabah pada musim panen kali ini untuk cadangan pangan di desanya pada masa pandemi Covid-19.
Wakil Ketua DPRD Cilacap, Syaiful Mustain mengatakan BUMDes bisa mengambil alih peran lumbung desa yang hampir semuanya telah mati. BUMDes akan menjadi stabilitator harga pangan pokok jika masyarakat menghadapi masa-masa sulit. Caranya yakni dengan menjual bahan pokok bersubsidi kepada warga miskin yang terdampak Covid-19, namun belum masuk dalam jaring pengaman sosial (JPS). “Ini kemudian tidak dibagikan, tapi dijual dengan harga subsidi. Artinya kan, kalau teman-teman sudah menyiapkan sejak sekarang, kan, pada waktu dana masuk, kemudian ada mekanismenya akan seperti apa,” katanya.
Kata dia, hal ini sangat mungkin dilakukan karena desa adalah pihak yang paling dekat bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, desa juga dilindungi regulasi yang memungkinan pengambilan kebijakan di masa darurat dengan mekanisme musyawarah desa.
Salah satunya yakni dengan penggunaan dana darurat kebencanaan yang tertuang dalam APBDes. Jika masih kurang, pengalihan atau pengurangan anggaran lain juga dilakukan karena sudah ada edaran Mendagri, gubernur dan bupati. “Dengan harga subsidi itu harganya berapa. Pengadaan barangnya mau bagaimana, beli kepada petani, sekarang kan sedang panen, lebih murah. Bisa menjadi stok,” ucapnya.
Syaiful mengemukakan, untuk mengantisipasi masa-masa terburuk wabah Covid-19, desa memiliki keistimewaan yang tidak ditemukan di wilayah perkotaan. Mobilisasi atau pergerakan masyarakat desa cenderung terbatas dan relatif mudah dikendalikan. Karenanya, dia yakin desa justru akan lebih resisten ketika wabah Covid-19 menyebar ke seluruh Indonesia. Desa justru akan menjadi penopang wilayah perkotaan dalam hal ketersediaan pangan.