Home Kesehatan Uji Swab Covid-19 Akan Dilakukan di RSUD W.Z Johanes Kupang

Uji Swab Covid-19 Akan Dilakukan di RSUD W.Z Johanes Kupang

Kupang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Kesehatan Provinsi NTT telah akan menggunakan Laboratorium RSUD W.Z. Johanes Kupang untuk memeriksa sampel darah atau Swab Covid-19 yang selama ini di kirim ke Jakarta.

“Kami dengan pihak RSUD W.Z. Johanes Kupang telah sepakat untuk menggunakan Laboratorium yang ada untuk memeriksa sampel darah atau Swab Covid-19. Ini untuk mempercepat proses pemeriksaan. Karena selama ini semua sampel darah dikirim ke Jakarta memakan waktu untuk menunggu hasilnya,” kata kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, drg Domi Mere, Rabu (8/4).

Lebih lanjut drg Domi Mere mengatakan saat ini pihaknya sementara melakukan koordinasi dengan pihak Kemenkes RI di Jakarta.

“Kami sementara koordinasi untuk proses administrasnya saja. Komunikasi per telepon sudah ada dan prinsipnya sudah disetujui. Hanya saja kami masih menunggu proses formalnya. Saat ini lagi diproses. Dalam waktu dekat sudah bisa tuntas,” jelas drg Domi Mere.

Selain pemeriksaan sampel darah, nantinya sudah bisa dilaksanakan di RSUD WZ Johanes Kupang, menurut drg Domi Mere, Pak Gubernur NTT juga telah meminta pemerintah pusat, yakni Kementerian Kesehatan, untuk menambah rumah sakit di NTT guna menangani para pasien Covid-19.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI sebelumnya, hanya ada tiga rumah sakit yang ditunjuk untuk emerging disease. Kemudian ditambah delapan rumah sakit emerging disease sehingga kini menjadi 11 rumah sakit.

“Sebelumnya hanya ada tiga rumah sakit yang ditunjuk yakni RSUD WZ Johanes Kupang, RSUD TC Hillers Maumere dan RSU Komodo Labuan Bajo. Sekarang sudah ditambah delapan sehingga menjadi 11. Ini untuk mendekatkan pelayanan,” kata drg Domi Mere.

Delapan rumah sakit tambahan yang akan digunakan sebagai second line, ujar dr Domi Mere, akan dikembangkan ditambah fasilitasnya untuk penanganan para pasien baik ODP maupun PDP jika terdeteksi.

"Ini untuk siaga jika ada pasien PDP yang harus ditangani dan diisolasi,” ujar drg Domi Mere.

602