Karanganyar, Gatra.com- Perpustakaan umum daerah Karanganyar tutup selama pendemi covid-19 belum reda. Meski demikian, pemeliharaan koleksi buku, jurnal maupun dokumen milik daerah tetap dilakukan.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar Bambang Harsono mengatakan perpustakaannya ditutup sejak pertengahan Maret 2020 akibat wabah covid-19. Itu bersamaan instruksi Bupati Karanganyar Juliyatmono terkait belajar di rumah bagi peserta didik.
"Tak ada pengunjung sama sekali. Awal tutup kemarin, banyak yang kecele," kata Bambang kepada Gatra.com di kantornya, Rabu (8/4).
Padahal di hari biasa, pengunjung perpustakaan mencapai 200 orang. Ramainya kunjungan itu setelah Pemkab Karanganyar mendesain ruang baca menarik dan nyaman. Lantai dua tersedia balkon untuk bersantai sambil berselancar di dunia maya. Kantor ini membuka akses gratis internet. Sedangkan di lantai satu, pengunjung perpustakaan didominasi anak-anak di ruang baca khusus usia dini.
Bambang mengatakan, ia menunggu instruksi selanjutnya terkait pengelolaan perpustakaan daerah.
"Tutup pelayanan. Tapi bisa dilayani khusus pengembalian buku. Namun tidak ada juga yang mengembalikan," katanya.
Meski tanpa kunjungan, pihaknya serius merawat koleksi agar tetap utuh. Penyemprotan fungisida tetap dilakukan. Plus penyemprotan disinfektan. Sedangkan perawatan buku dilakukan secara rutin, untuk sekadar membersihkan jaring laba-laba, debu dan kotoran lainnya.
Bambang menjelaskan, lantaran layanan perpustakaan tutup, jam kerja di dinasnya juga dipangkas.
"Pejabat eselon II dan III masuk terus. Sedangkan eselon 4 minimal kedatangannya 50 persen," katanya.
Pustakawan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah, Priyanto mengatakan selain kunjungan nihil, kegiatan komunitas di kantornya juga berhenti sementara. Biasanya, ia menggandeng komunitas untuk menggelar forum edukasi.
"Sebenarnya banyak yang menanyakan kapan perpustakaan buka. Mereka bertanya via media sosial," katanya.
Di perpustakaan daerah ini, tersedia sekitar 69 ribu koleksi berbagai bacaan. Masyarakat dapat mengakses koleksi itu secara digital dan online.
Beda rasanya membaca digital dengan langsung ke perpustakaan. Apalagi perpustakaan sudah dirombak agar nyaman berlama-lama. Tapi mau bagaimana lagi. Kita mematuhi instruksi pemerintah agar wabah korona segera berakhir, katanya.