Padang, Gatra.com - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (C0vid)-19 bukan hanya menyerang dari segi kesehatan, tapi juga mematikan sektor ekonomi masyarakat Sumatra Barat (Sumbar). Terutama pedagang dalam lingkup menengah ke bawah kini mulai menjerit.
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Padang kini bahkan terancam gulung tikar. Betapa tidak, selama pandemi Covid-19, pembeli turun drastis. Otomatis pendapat juga merosot, bahkan hingga 70% dibanding sebelumnya. Salah satunya pedagang di kawasan Pantai Padang.
"Warga sudah dilarang keluar rumah, otomatis tidak ada pengunjung. Dagangan tidak akan laku, makanya tidak jualan lagi," kata Fatimah, seorang pedagang di Padang, Selasa (7/4).
Kini lapak-lapak pedagang sepanjang kawasan Pantai Padang tersebut juga sudah dibongkar anggota Satpol PP Padang. Pembongkaran tersebut lantaran tidak ada lagi yang berjualan, sehingga gerobak, payung, tenda, dan kursi yang ditinggal pedagang semuanya dibersihkan petugas.
Nasib serupa juga dialami sejumlah PKL di Pasaman Barat, yang kini pendapatannya turun drastis. Kini mereka merasa dilema, sebab jika tidak berjualan otomatis tidak ada pemasukan. Sementara imbauan pemerintah agar tidak keluar rumah, agar penyebaran Covid-19 di daerah itu tidak bertambah.
"Pembeli sepi, turun drastis. Makan sehari-hari saja mulai susah untuk kita dapatkan selama wabah virus ini," ungkap Sarman, pedagang nasi goreng di Nagari Muaro Kiawai, Pasaman Barat.
Bukan hanya Sarman, beberapa rekan sejawatnya juga merasakan kondisi yang sama. Pembeli tempatnya berjualan yang sebelumnya padat pembeli, kini lengang karena Covid-19. Kendati khawatir terpapar virus Corona, tetapi situasi tetap memaksanya untuk berjualan demi bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut juga dialami pedagang kuliner maupun jasa permainan di Kabupaten Agam, tepatnya di Pantai Pasie Tiku, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara. Mereka sepi pembeli. Padahal, sebelum wabah virus Corona masuk ke Sumbar, kawasan itu sangat padat pengunjung.
"Gara-gara Corona, pantai ini benar-benar lengang. Kalau pun ada yang datang, warga di sekitar sini saja untuk berolahraga," ungkap Sumarni yang berdagang di kawasan itu.
Sebelumnya, Kasi Pemerintahan Kecamatan Tanjung Mutiara, Weri Ikhwan, juga mengakui, semenjak wabah virus Corona, banyak pedagang yang mengeluh dan enggan berjualan. Alasan yang masuk akal, dikarenakan tidak ada lagi pengunjung atau pembeli yang datang di kawasan pantai tersebut.