Jakarta, Gatra.com - Situasi pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia menyebabkan miliaran orang tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan teman dan keluarga. Sehingga keandalan media sosial sangat berarti untuk medium komunikasi. WhatsApp sebagai platform media terkemuka selalu berada di garda terdepan untuk menjawab tantangan itu.
Saat ini jejaring WhatsApp dapat menghubungkan seseorang dengan dokter, guru, dan orang-orang terdekat di tengah situasi yang penuh kewaspadaan ini. Oleh karena itu, semua pesan dan panggilan di WhatsApp secara default sudah dienkripsi secara end-to-end guna memberikan ruang yang aman untuk percakapan pribadi pengguna.
Tahun lalu, WhatsApp memperkenalkan tanda khusus untuk pesan-pesan yang telah diteruskan (forwarded) berkali-kali kepada pengguna. Pesan itu ditandai dengan ikon ‘panah ganda’ (double arrows) untuk menunjukkan bahwa pesan tersebut tidak berasal dari kontak terdekat Anda. Pesan-pesan ini bersifat kurang personal dibandingkan dengan pesan lainnya yang dikirim melalui WhatsApp.
Dalam siaran resminya, WhatsApp baru-baru ini memperkenalkan fitur yang membatasi pesan-pesan tersebut, sehingga hanya dapat diteruskan ke satu chat dalam satu waktu. Sebagai layanan perpesanan pribadi, selama bertahun-tahun WhatsApp telah melakukan beberapa upaya untuk membantu menjaga percakapan yang bersifat pribadi bagi pengguna.
Sebagai contoh dalam menetapkan batasan pada pesan yang diteruskan untuk menangani konten viral, yang menyebabkan penurunan pesan yang diteruskan sebanyak 25% secara global saat itu. Apakah meneruskan pesan selalu bermakna buruk? Tentu tidak. WhatsApp mengetahui bahwa banyak pengguna meneruskan informasi bermanfaat, video lucu, meme, serta kata-kata mutiara atau doa yang bermakna.
Perusahaan konon menyadari peningkatan signifikan dalam jumlah penerusan pesan yang juga disampaikan oleh pengguna bahwa limpahan pesan terusan yang mereka dapatkan terlalu banyak akan berpotensi mengandung misinformasi. “Kami percaya sangat penting untuk menghambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat yang tepat untuk menjalin percakapan personal,” tulis keterangan official dari pihak WhatsApp.
Selain pembaruan tersebut, WhatsApp juga bekerja secara langsung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lebih dari 20 kementerian kesehatan di seluruh dunia. Hal itu untuk membantu menghubungkan orang-orang dengan informasi yang akurat.
Lembaga otoritas terpercaya tersebut telah mengirim ratusan juta pesan secara langsung kepada orang-orang yang ingin memeroleh informasi resmi. Masyarakat dapat mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif tersebut, serta mengetahui cara melaporkan mitos, hoaks, maupun berita palsu kepada organisasi pemeriksa fakta, di dalam Pusat Informasi Coronavirus WhatsApp.
Di Indonesia, beberapa pekan lalu, WhatsApp juga telah meluncurkan chatbot terkait Covid-19 bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia seputar Covid-19. Caranya pengguna dapat mengirimkan chat ke nomor resmi WhatsApp chatbot Covid-19 (0811-3339-9000) dan menerima jawaban berupa pilihan informasi yang dapat mereka ketahui lebih lanjut.
Layanan chatbot ini dirancang sebagai salah satu kanal resmi pemerintah Indonesia untuk menyediakan sumber informasi resmi dan tips bermanfaat kepada masyarakat agar senantiasa aman dan terlindungi dari penyebaran COVID-19.
“Kami percaya bahwa sekarang semakin banyak orang dapat terhubung secara pribadi. Tim kami terus bekerja keras untuk memastikan WhatsApp tetap memberikan layanan terbaik selama masa pandemi global ini,” ujar pihak WhatsApp dalam keterangannya.