Jakarta, Gatra.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta akhirnya menggelar pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) sisa masa jabatan 2017-2022. Agenda tersebut dilaksanakan pada Senin (6/4) di Ruang Rapat Paripurna DPRD.
Meski digelar di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid)-19, anggota dewan tetap hadir untuk menentukan pendamping Gubernur Anies Baswedan. Mereka terlihat berdatangan dan menggunakan masker serta sarung tangan.
Panitia pemilihan (Panlih) memastikan acara tersebut dilaksanakan secara aman dengan menerapkan prinsip social distancing atau jaga jarak sosial. Meja dan kursi yang diduduki anggota dewan disusun dengan jarak yang agak berjauhan.
Kemudian, mekanisme pemilihan dilakukan dengan sistem kloter sehingga anggota dewan melakukan voting secara bergantian. Menurut Anggota Panlih, Andyka, di dalam ruangan hanya disediakan 77 kursi. Dengan rincian, 54 kursi untuk anggota dewan, 9 kursi untuk anggota Panlih, 9 kursi untuk saksi, dan 5 kursi untuk pimpinan dewan.
"Di dalam ruangan tidak lebih dari 100 orang," ungkap Andyka.
Tak hanya itu, Panlih juga menyediakan ruang transit untuk anggota dewan yang menggunakan hak suaranya di kloter kedua. Sama seperti ruang pemilihan, jarak setiap kursi yang disediakan di ruang transit ini juga diatur berjauhan.
Sebelum acara berlangsung, sempat terjadi polemik lantaran Panlih berencana tak menyiarkan pemilihan Wagub secara langsung sehingga proses voting dan perhitungan suara tak bisa disaksikan publik. Hal ini mendapat kecaman dari Fraksi PSI yang mengancam tak akan menghadiri pemilihan Wagub jika Panlih bersikeras menggelar acara secara tertutup.
Detik-detik jelang acara dimulai, Panlih akhirnya memutuskan untuk menyiarkan proses pemilihan Wagub secara langsung di akun Youtube DPRD dan Pemprov DKI. Karena keputusan tersebut dibuat terlambat, 6 anggota dewan dari Fraksi PSI datang terlambat sehingga tak bisa menggunakan hak suara mereka. Sementara 2 politisi PSI lainnya sudah lebih dulu hadir karena bertugas sebagai saksi dan Panlih.
Total anggota dewan yang datang dalam pemilihan Wagub sebanyak 100 orang. Mereka berasal dari sembilan fraksi, yakni PDI-Perjuangan, Gerindra, PKS, Partai Amanat Nasional (PAN), PSI, NasDem, Demokrat, Golkar, Fraksi PKB-PPP.
Meski demikian, ada 2 suara yang dianggap tidak sah sehingga total suara yang dihitung hanya 98 suara. Dari jumlah tersebut, Cawagub dari Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengantongi 81 suara, sementara Cawagub dari PKS, Nurmansjah Lubis, 17 suara.
“Berdasarkan hasil penghitungan suara pemilihan Wakil Gubernur sisa masa jabatan 2017-2022, ditetapkan saudara Ahmad Riza Patria menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih di sisa masa jabatan 2017-2022,” kata Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, dalam Rapat Paripurna Pemilihan Wagub DKI Jakarta.
Setelah ditetapkan menjadi Wagub terpilih, Riza mengatakan, akan fokus untuk melaksanakan visi misi Anies. Kemudian, dia berniat meminta dukungan dari seluruh anggota DPRD untuk membantunya menangani berbagai masalah di Ibu Kota.
Sebagai langkah awal, politisi dari Gerindra itu berencana untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang semakin menyebar di Jakarta. Namun, Riza belum menyiapkan strategi terkait hal apa saja yang akan dilakukannya saat menghadapi pandemi.
"Saya akan laksanakan apa yang menjadi keputusan dan kebijakan pemerintah pusat dan juga Pemda sama-sama laksanakan kebijakan tersebut terkait penanganan virus Corona ini," ujarnya.
Sementara itu, Nurmansjah Lubis mengatakan bahwa Riza sebagai Wagub DKI harus bisa menyediakan anggaran untuk penanganan Covid-19 yang mumpuni dan digunakan secara efisien. Menurut dia, alokasi dana terkait dengan virus Corona saat ini menjadi persoalan serius.
"Supaya tidak terlalu pusing terkait pembiayaan kesehatan, memenuhi nutrisi petugas medis, juga berkaitan dengan tenaga kerja yang saat ini sudah carut marut, penghasilannya boleh dikatakan dalam suasana yang memperhatikan," katanya.
Meski kalah telak dari Riza, Nurmansjah merasa bangga dengan jumlah suara yang diperolehnya. Sebab sejak awal, Nurmansjah memprediksi dirinya hanya memperoleh 16 suara dari Fraksi PKS.
"Modalnya 16 suara dan ada satu suara misterius, ya alhamdulillah. Enggak tahu siapa satu orang," ujarnya.
Untuk diketahui, formasi DPRD DKI Jakarta diisi oleh 106 anggota dewan yang berasal dari 10 partai. PDIP menduduki kursi paling banyak, yaitu 25 kursi. Sementara Gerindra 19 kursi, dan PKS 16 kursi. Kemudian, Demokrat 10 kursi, PAN 9 kursi, PSI 8 kursi, Nasdem 7 kursi, Golkar 6 kursi, PKB 5 kursi, dan PPP 1 kursi.
Kursi Wagub DKI sudah kosong sejak 10 Agustus 2018. Waktu itu, Sandiaga Uno memutuskan untuk maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu. Sesuai dengan Pasal 176 UU No 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah, partai politik pengusung harus mengusulkan dua orang calon Wagub untuk dipilih oleh DPRD provinsi dalam rapat paripurna.
Saat itu, Gerindra mempersilahkan PKS untuk menyerahkan daftar nama cawagub DKI. Namun, Gerindra memberi syarat untuk melakukan uji kepatutan.
Nama cawagub yang akan diusulkan kepada DPRD DKI Jakarta melalui Anies harus lolos uji kepatutan dan kelayakan sebelumnya. Kemudian, ada dua nama yang lolos dalam fit and proper test. Mereka adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Setelah disepakati, nama Syaikhu dan Agung diserahkan kepada Anies untuk diteruskan kepada DPRD DKI Jakarta. Setelah menerima surat usulan nama cawagub, DPRD DKI membentuk panitia khusus (pansus) yang bertugas menyusun draf tata tertib (tatib) pemilihan wagub DKI.
Namun, draf tatib itu tak kunjung disahkan hingga akhir masa jabatan DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019. Alasannya, rapat pimpinan gabungan (rapimgab) DPRD DKI untuk membahas draf tatib itu tak kunjung terealisasi karena tidak pernah mencapai kuorum.
Gerindra akhirnya mengajukan 4 kadernya untuk menggantikan posisi Syaikhu dan Agung. Dengan adanya nama baru, mereka berharap pemilihan Wagub dapat kembali berproses. Keempat nama yang diajukan Gerindra yaitu Dewan Penasihat DPP Gerindra, Arnes Lukman; Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono; Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Riza Patria; dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah.
Meski sempat ngotot untuk hanya mengajukan dua kadernya, PKS akhirnya bersedia memberikan peluang kursi Wagub kepada Gerindra. Hingga akhirnya, PKS pun sepakat untuk menunjuk Riza Patria disandingkan dengan Nurmansyah Lubis dalam bursa pemilihan Wagub.