Semarang, Gatra.com - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) belum mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ke pemerintaah pusat guna mecegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan saat ini pihaknya belum mengajukan PSBB ke Menteri Kesehatan (Menkes) karena masih melakukan pengkajian.
“Masih mau menghitung secara teknis, data kuantitatif dihitung sampai angka berapa baru masuk (PSBB),” katanya kepada wartawan di Semarang, Senin (6/3).
Sebab, menurut Ganjar, dalam PSBB itu produk akhirnya antara lain sekolah tidak jalan dalam arti sekolah dipindah ke rumah, tidak perlu ke kantor sudah, pembatasan tranasporasi kereta api dibatasi.
Kesemuanya rata-rata telah diberlukan di Jateng sehingga perlu menghitung langkah tersebut apakah sudah bisa mengurangi angka pesebaran dan kesakitan Covid-19.
“Langkah yang dilakukan saat ini dengan mengendalikan persebaran Covid-19 dengan cara meminta masyarakat mengenakan masker,” ujarnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini mewajibkan semua orang untuk mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah guna mencegah penyebaran Virus Corona.
Menurutnya, kondisinya saat ini bahaya karena penularan sangat cepat. Dengan mengenakan masker dapat menjaga diri dan orang lain.
“Setiap masyarakat yang keluar rumah harus pakai masker, dengan cara itu maka bisa melindungi. Tolong ini dipatuhi,” pinta Ganjar.
Guna mengatasi kekurangan masker di lapangan, lanjut Ganjar, maka melakukan program gerakan membuat 35 masker dengan melibatkan semua pihak, balai latihan kerja (BLK), ibu-ibu PKK, konveksi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan lainnya.
Program 35 juta masker merupakan simbolisasi bahwa 35 kabupaten/kota di Jateng serentak memproduksi masker besar-besaran.
“Gerakan ini mengajak seluruh penjahit, pengusaha konveksi, balai latihan kerja, pedagang kain, dan desainer untuk membuat masker murah. Masker ini dibuat dari kain dengan desain yang beraneka ragam,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, gerakan 35 juta masker juga untuk melawan para pedagang masker yang semena-mena menetapkan harga tinggi.
“Saya sudah minta agar harga masker dari kain harganya murah antara Rp2.000 hingga Rp3.000 per potong,” harapnya.