Home Kesehatan Mudik Lebaran, Wamendes: Jangan Biarkan Desa Tanggung Risiko

Mudik Lebaran, Wamendes: Jangan Biarkan Desa Tanggung Risiko

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, mengharapkan, warga kota tidak mudik Lebaran atau Idulfitri 1441 H/2020 M agar warga desa tidak menanggung risiko potensi terkena Coronavirus Disease 2019 (Covid)-19.

"Menurut hemat kami, terlalu berisiko membiarkan desa menerima arus mudik. Jangan biarkan desa menanggung risiko," kata Budi di Jakarta, Senin (6/4).

Orang nomor dua di Kemendes PDTT ini, menyampaikan, pihkanya mengharapkan warga kota tidak mudik Lebaran atau Idulfitri, meskipun semua desa telah menyiapkan berbagai protokol untuk menerima para pemudik.

Baca juga: Muhammadiyah: Mudik Saat Wabah Covid-19 Banyak Mudaratnya

"Relawan desa sudah dibentuk dan bekerja untuk mengantisipasi penyebaran wabah Corona. Tapi menurut hemat kami, terlalu berisiko membiarkan desa menerima arus mudik," ujarnya.

Menurut Wamendes Budi, ini bukan masalah siap atau tidaknya berbagai protokol dan lain sebagainya. Ini soal risiko yang harus menjadi beban desa. Pasalnya, jumlah pemudik di Tanah Air sangat banyak.

"Jika tahun lalu ada sekitar 20 juta pemudik. Dengan asumsi sebagian besar mudik ke Pulau Jawa, maka setiap desa di Jawa harus menanggung rata-rata 1.200- 1.300 pemudik di momen itu. Tentu ini beban yang berat," ujarnya.

Untuk diketahui, lanjut Budi, jumlah desa di Pulau Jawa di luar Jakarta totalnya 15.470. Rinciannya, Banten 1.237 desa, Jawa Barat 5.311 desa, Jawa Tengah 7.808 desa, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 391 desa, dan Jawa Timur 7.723 desa.

Baca juga: Pemerintah: Kasus Covid-19 Muncul Akibat Pergerakan OTG

"Jadi, selain desa harus dilindungi dari para pemudik. Beban desa juga harus di-manage dengan jumlah yang rasional dan masuk akal. Mitigasi risiko harus akurat. Jangan biarkan desa menerima beban di luar kemampuannya. Jangan biarkan desa menanggung risiko," ujarnya.

Budi tak menampik bahwa mudik Hari Raya Lebaran atau Idulfitri adalah peristiwa sosio kultural yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Pasalnya, karena sangat erat dengan nilai-nilai kekeluargaan dan kekerabatan yang begitu dijunjung tinggi masyarakat Indonesia.

Menurutnya, tidak mudik saat pendemi atau wabah Covid-19 merupakan hal yang sangat krusial. Selain untuk untuk mecegah meluasanya penyebaran virus Coorna, agar desa fokus menyediakan pangan dan berbagai kebutuhan lainnya bagi warga kota.

635