Kairo, Gatra.com - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Sabtu menyatakan penundaan atas pemindahan pegawai negeri sipil ke ibukota administratif baru, yang direncanakan tahun 2021 dari tahun ini 2020, akibat epidemi virus corona. Langkah ini menjadi hambatan terhadap sejumlah proyek utama bagi pemerintahan Sisi.
Sisi juga menunda peluncuran sejumlah proyek besar lainnya termasuk Museum Grand Mesir dan Museum Nasional Peradaban Mesir hingga tahun depan, kata presiden dalam sebuah pernyataan.
“Keputusan itu karena keadaan dan akibat dari proses memerangi penyebaran virus Corona baru, baik di tingkat nasional atau global," katanya dikutip Reuters, Minggu (5/4).
Sejumlah pegawai negeri sebelumnya direncanakan akan dipindahkan ke distrik pemerintah di ibukota administrasi baru, yang masih dalam pembangunan, sekitar 45 km (28 mil) timur Kairo, pada bulan Juni mendatang.
Pemerintah Sisi menyebut akan memulai menjalankan Mesir dari kota baru segera setelah pertengahan 2020. Namun proyek senilai $58 miliar, yang dananya dikumpulkan itu menghadapi tantangan, setelah sejumlah investor menarik diri.
Sebelum pengumuman itu, seorang karyawan yang terlibat dalam proyek-proyek di ibukota baru itu mengatakan bahwa sejumlah perusahaan yang bekerja di sana telah menangguhkan sebagian pekerjaan di lokasi itu, dan para pekerja diminta tinggal di rumah dengan upah diterima setengahnya saja di tengah pencegahan penyebaran virus corona baru.
Seorang juru bicara dari proyek Pembangunan Perkotaan, pemilik dan pengembang proyek, justru membantah laporan bahwa pekerjaan konstruksi terhenti karena coronavirus. Mereka mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa perusahaan kontraktor hanya menurunkan jumlah pekerja sebagai tindakan pencegahan.
Diketahui, perusahaan tersebut dimiliki sahamnya sebanyak 51 persen dari kalangan militer dan 49 persen oleh Kementerian Perumahan.
Menteri Perumahan pada hari Sabtu menjelaskan bahwa Sisi tengah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja dan kelanjutan kerja di berbagai proyek, meskipun ada penundaan.
Ketika diumumkan pada sebuah konferensi ekonomi pada tahun 2015, kota padang pasir yang baru ini diperkirakan akan menggantikan Kairo, yang merupakan ibukota yang padat akibat lalu lintas, dihuni lebih dari 20 juta orang.
Mesir telah melaporkan ada 1.070 kasus virus korona pada hari Sabtu, termasuk diantaranya ada 71 kematian. Negara Arab yang paling padat penduduknya itu telah terpukul keras oleh wabah tersebut. Sejumlah sektor terganggu diantaranya industri pariwisata akibat dari penutupan bandara, restoran, perusahaan dan toko-toko dan pemberlakuan jam malam.
Museum Grand Mesir, yang dibangun di sebelah piramida Giza, dijadwalkan akan dibuka pada kuartal terakhir tahun 2020, dan peluncuran resmi Museum Nasional Peradaban Mesir, yang dibuka sebagian tahun 2017 lalu.