Pati, Gatra.com - Seruan pemerintah kepada pekerja untuk tidak mudik ke kampung halaman, tidak sepenuhnya diperhatikan masyarakat. Terbukti masih banyaknya warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang dalam perantauan, pulang ke kampung halaman dengan cara sembunyi-sembunyi.
Kepala Terminal Kembang Joyo Pati, Parjo mengatakan, belum tahu pasti jumlah data pemudik yang pulang di wilayah Kabupaten Pati. Mengingat tidak semua pemudik datang melalui terminal. "Meski begitu dari pantauan yang kami lakukan, ada banyak pemudik dari luar daerah yang masuk ke Pati, tetapi tidak lewat terminal," ujarnya, Senin (6/5).
Ia melanjutkan, para pemudik lebih memilih jalur alternatif dan turun langsung ke setiap daerah tujuan untuk menghindari pemeriksaan atau khawatir secara psikologis dengan predikat yang bakal diterimanya. "Mereka rata-rata langsung menuju dan turun di kecamatan masing-masing. Jalur aman ini dipilih karena mereka tahu bahwa di terminal bakal didata dan diperiksa oleh petugas. Saya setiap fajar sudah berada di terminal, tetapi selalu sepi setiap harinya. Kondisi di terminal saat ini seperti itu," jelasnya.
Selain menggunakan armada bus, banyak juga pemudik yang menggunakan mobil pribadi atau menyewa jasa transportasi lainnya yang lebih aman. Khusus untuk jasa transportsi angkutan darat PO, instansi terikait sudah memberikan surat edaran terkait hal ini. "Dari Dishub juga sudah ada surat edaran. Jadi kami minta pemilik armada lebih proaktif dengan kami. Jangan sampai karena mengangkut pemudik dan tidak lewat terminal, nanti malah timbul masalah baru," bebernya.
Pihaknya pun meminta pihak desa untuk maksimal melangsungkan pendataan kepada para pendatang baru di daerahnya. Ini semata-mata untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, apalagi di masa pagebluk. "Sebenarnya di terminal, selain kami melakukan pendataan kan juga mengecek suhu tubuh dengan thermal scanner, riwayat perjalanan dan kontak fisik. Kalau tidak lewat terminal, ya kami berharap desa lebih proaktif saja, toh ini demi kebaikan bersama," paparnya.
Seorang pemudik asal Depok, Indika mengaku pulang ke kampung halamannya di wilayah Kecamatan Cluwak, menggunakan kendaraan pribadi bersama dengan delapan anggota keluarganya. Ia memilih pulang karena perusahaan meliburkan beberapa pekan lalu. "Pulang naik truk sekeluarga. Di sana pabrik sudah tutup, apa-apa mahal dan sulit. Kami terpaksa pulang ke kampung. Selama di perjalanan kami diperiksa dan didata empat kali," ungkapnya.
"Sesampainya di sungai turut desanya, ia mengaku terlebih dahulu mandi di sungai tersebut. Mengingat, tidak adanya langkah represif dari pemdes setempat. Kami sekeluarga beritikad baik dengan mandi di sungai terlebih dahulu, agar terhindar hal yang tidak kami inginkan, tolak bala juga. Kami sadar dan kami akan melangsungkan isolasi mandiri sesampainya di rumah," bebernya.