Sibolga, Gatra,com - Azmil Khair Simanjuntak alias Ameng, Narapidana Teroris (Napiter) jaringan Sibolga, meninggal dunia dan dikebumikan dikampung halamannya di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Minggu (5/4). Azmir kabarnya meninggal dunia karena sakit.
Jenajah Azmir tiba di Kota Sibolga, Minggu (5/4) sekira pukul 14.46 WIB dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta via Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Jenazah dikawal oleh beberapa orang personil Polres Sibolga, Sumatera Utara (Sumut).
"Setelah disemayamkan sejenak di rumah duka di Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, untuk dilihat oleh sanak keluarga dan dilakukan Sholat Fardhu Kifayah dari pihak keluarga," kata Kapolres Sibolga, AKBP Triyadi melalui Kasubbag Humas, Iptu R Sormin, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/4).
Selanjutnya ungkap Sormin, jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga di Kelurahan Aek Tolang, Kecamatan Tukka, Tapteng dan dibawa dengan menggunakan mobil PAS Sehati Sibolga. "Seluruh rangkaian prosesi penyambutan maupun pemakaman jenazah Azmir berjalan aman dan kondusif," pungkas Sormin.
Azmir Khair Simanjuntak alias Ameng ini merupakan salah satu teroris yang ditangkap oleh Densus 88/AT pada peristiwa bom bunuh diri teroris, Solimah, di Kota Sibolga, pada 13 Maret 2019 lalu. Solimah sendiri merupakan istri teroris Husain alias Abu Hamzah, yang telah ditangkap Densus 88/AT terlebih dahulu atau tepatnya pada Selasa (12/3/19) atau sehari sebelum ledakan
Dari dalam rumah orangtua Azmir kala itu, Densus 88/AT mendapatkan barang bukti sekitar 300 kg bahan peledak yang diperkirakan ditemukan Densus 8/AT. Azmir sendiri disebut sebagai donatur sekaligus juga pencari dana aksi terorisme. Azmir sendiri berhasil ditangkap pada Rabu (13/3/19) bersama salah seorang teroris lainnya yakni Zulkarnain Panggabean atau ZP.
Dari kasus bom teroris Sibolga ini sendiri, Densus 88/AT kala itu berhasil menangkap sebanyak tujuh orang terduga teroris. Diawali dari penangkapan teroris Ro di Lampung pada 9 Maret 2019.
Dari penangkapan teroris Ro, Densus 88/AT kemudian melakukan pengembangan dan berhasil menangkap Husein alias Abu Hamzah pada Selasa (12/3/19) di Sibolga. Istrinya, Solimah, sendiri bersama anak bungsunya yang baru berusia dua tahunan,meledakkan diri, pada keesokan harinya, yakni Rabu (13/3/19) saat dikepung oleh Densus 88/AT di rumah mereka di gang Sekuntum, Jalan Merpati Sibolga.
Kemudian Densus 88/AT berhasil menangkap teroris lainnya, yakni Azmir Khair Simanjuntak, Zulkarnain Panggabean, Khadijah di Klaten, Jawa Tengah, Rosliana di Tanjung Balai serta SH di Lampung.
Tertangkapnya Husein alias Abu Hamzah, jaringan teroris Sibolga ini, dan kawan-kawannya tak lepas dari introgasi penuh terhadap teroris Ro. Ro dikatakan Kepolisian, merencanakan aksi terorisme di Bandar Lampung, dan Jakarta. Rencana tersebut, dikatakan atas restu dari Husein alias Abu Hamzah.
Rencana tersebut, pun sudah tinggal menjalankan aksi. Karena saat penangkapan Ro, Densus 88 menemukan bom rakitan siap pakai, yang disembunyikan di rumah tetangga. Sedangkan saat penangkapan Abu Hamzah di Sibolga, Densus 88 meyakini menyita 300 kg bahan peledak, dan sejumlah rompi yang berisikan bom pipa untuk aksi bunuh diri.
Kelompok teroris Sibolga ini sendiri sudah diadili di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur (Jaktim) dengan lama vonis beragam. Pimpinan kelompok itu dihukum paling berat yaitu penjara seumur hidup.