Home Kebencanaan Karantina Pemudik Meningkatkan Resiko Penularan Corona

Karantina Pemudik Meningkatkan Resiko Penularan Corona

Sragen, Gatra.com - Pembuatan pusat karantina bagi pemudik perlu digarap serius. Jika tidak, itu hanya akan memperparah keadaan.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pemudik pulang ke wilayahnya di masa pendemi virus korona seakan tak surut.

Idealnya, mereka mengarantina diri selama 14 hari dengan pantauan intensif tim gugus tugas pengendalian covid-19. Namun jika tanpa persiapan matang, karantina justru berisiko.

“Manajemen karantina itu sangat berisiko. Kenapa? Karena harus 14 hari. Artinya kita harus menyiapkan 14 tempat berbeda, semuanya dengan fasilitas yang baik,” terangnya kepada wartawan, Minggu (5/4).

Orang nomer satu di Pemkab Sragen ini mengungkapkan karantina bagi pemudik tidak bisa dilakukan hanya dengan mengumpulkan pemudik di satu lokasi. Itu justru membuat yang sehat menjadi tertular virus korona dari mereka yang terinfeksi.

"Semisal tanggal 4 April datang 60 pemudik, kita karantina di gedung SMS (Sasana Manggala Sukowati). Tanggal 5 April datang 30 pemudik, kita karantina di gedung Kartini. Tanggal 7 April datang lagi 100 orang masuk karantina di mana lagi? Tidak mungkin kita jadikan satu dengan yang datang tanggal 4 April," terang Yuni, demikian ia akrab disapa.

Risiko bakal makin serius jika fasilitas di karantina tidak mendukung. Yang terjadi malah pemudik tertekan.

"Berarti harus ada 14 tempat (karantina), dengan fasilitas yang baik. Bisa saja kita tempatkan di gedung SD misalnya, tidak ada TV, tidak ada kamar mandi yang layak. Justru akan membuat yang dikarantina stres," katanya.

Perempuan bergelar dokter ini menilai satgas covid-19 dinilai lebih efektif. Sepanjang satgas siaga berperan nyata, maka rantai penyebaran virus itu dapat diputus.


 
283