Karanganyar, Gatra.com - Perusahaan di Kabupaten Karanganyar diminta menyetorkan data karyawan yang dirumahkan akibat pendemi Coronavirus. Rencananya, pemerintah akan memberlakukan program prakerja bagi mereka.
Plt Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja dan Koperasi (Disdagnakerkop) UKM Karanganyar, Martadi memprediksi, banyak pekerja terimbas pendemi Coronavirus ini. Pengusaha juga mengalami masa sulit. PHK atau malah gulung tikar usaha mengancam kondisi industrial. Di wilayah Karanganyar terdapat sekitar 600 perusahaan baik dalam skala kecil, menengah dan besar.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Apindo, serikat buruh dan sejumlah HRD perusahaan di Karanganyar supaya menyetorkan data karyawan yang dirumahkan atau di PHK.
"Kementrian Tenaga Kerja memiliki program kartu pra kerja. Kami selaku perpanjangan tangannya diminta mendata mereka yang di-PHK. Nantinya, diusulkan menerima kartu prakerja. Tujuannya diberi bantuan berupa pelatihan. Selama kurun waktu tertentu belum mendapatkan kerja, kemungkinan berhak mendapat bantuan stimulan untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga," kata Martadi kepada Gatra.com di Karanganyar, Minggu (5/4).
Setelah mendapatkan data karyawan tersebut akan diteruskan ke provinsi dan diteruskan ke pemerintah pusat. Terkait pelaksanaannya dan teknis pelatihannya seperti apa, pihaknya masih menunggu infromasi selanjutnya.
Sementara itu pemilik pabrik produksi perlengkapan mendaki gunung, Yuis Setiawan mengungkapkan, sudah melakukan efisiensi karyawan dengan merumahkan sebanyak 50 orang sejak mewabahnya virus Corona.
Pasalnya sejumlah suplier di beberapa daerah mengentikan pesanan karena belum dapat membayar pesanan di tengah lesunya minat beli dari para konsumen sejak mewabahnya corona di beberapa daerah.
"Data dari asosiasi, ada 100 toko yang sudah tutup. Baik di Jakarta, Yogyakarta dan Solo. Di Jogja ada 30 toko yang tutup. Setidaknya sekitar 5.000 pesanan baik jaket dan tas yang terhenti," terangnya.
Terkait kelanjutan 50 karyawan yang dirumahkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah akan kembali bekerja atau tidak. "Kita lihat pasarnya, bisa kembali normal dengan cepat atau tidak," pungkasnya.