Medan, Gatra.com – Kemampuan literasi luar biasa yang dimiliki Soekirman pantas dijadikan pelajaran oleh sejumlah kepala daerah. Bupati yang saat ini berkedudukan sebagai orang nomor satu di Serdang Bedagai tersebut dapat menjadi model literasi kekinian.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Masyarakat Literasi Indonesia (Formalindo), Agus Marwan mengatakan bahwa Soekirman yang lahir dengan latar belakang sebagai akademisi dan aktivis menjadi alasan kuat mengapa dia selalu bersentuhan dengan dunia baca tulis.
Baca Juga: Soekirman, Orang Jawa Yang Mengistimewakan Batak
Namun diluar dari dua alasan tersebut, Soekirman juga memiliki kesadaran pentingnya literasi dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Tradisi membaca Soekirman dari dulu hingga sekarang masih terawat dengan baik.
Dalam berbagai kesempatan dan momentum yang lowong, Soekirman selalu menyempatkan untuk membaca. Hingga ia menjadi seorang Bupati yang super sibuk, Soekirman masih memiliki minat membaca yang tinggi.
Baca Juga: Menziarahi Kenangan Lewat Buku Surat Dari Medan
Hampir setiap tahunnya, Bupati Serdang Bedagai ini membaca sebanyak 6 buku. Selain membaca buku teks, Soekirman juga membaca info aktual melalui media sosial dan media massa online. “Hal itu didasari prinsip Soekirman yang mengatakan bahwa masa depan kita adalah literasi,”
Agus menilai bahwa pejabat daerah baiknya belajar pada Soekirman bagaimana membangun daerah yang menjadi istana literasi. Karena saat ini, Soekirman sudah membangun budaya literasi lokal. Gerakan literasi budaya lokal memperkuat eksistensi nilai dan norma budaya leluhur.
Baca Juga: Berinovasi Untuk Menjadi Inspirasi
Termasuk juga membentengi generasi untuk tidak kehilangan jati dirinya di era globalisasi ini. “Keseriusannya dalam mengembangkan literasi budaya ini menghantarkan Soekirman memperoleh Penghargaan Anugerah Budaya kategori Kepala Daerah dari PWI Pusat,” jelasnya.
Agus menilai, Soekirman menjadi role model literasi bagi masyarakatnya di Kabupaten Serdang Bedagai. Soekirman sadar bahwa ketrampilan literasi menjadi bagian penting yang harus dikuasai untuk bisa bertahan dan eksis hidup di abad 21 ini.
Baca Juga: Soekirman dan Joni Walker Berjasa Kembangkan Literasi
Dalam berbagai kesempatan dan momentum yang lowong, Soekirman selalu menyempatkan untuk membaca. Hingga ia menjadi seorang Bupati, Soekirman masih memiliki minat membaca yang tinggi.
Kegemarannya membaca membuat Soekirman sering mendatangi toko buku diberbagai kota disela-sela ia sedang menjalankan tugasnya. Bila ia sedang bertugas di satu kota, ia sempatkan waktunya untuk datang ke toko buku di kota tersebut.
Baca Juga: Sekolah Kampung Sergai Menjadi Sekolah Rujukan Nasional
Kebiasaan ini menumbuhkan ide untuk membuat perpustakaan mini di kediaman pribadinya. Sekitar 4000 buku berlatar sosial, budaya, ekonomi, filsafat, agama telah ia koleksi menjadi perpustakaan pribadinya.
Kecintaannya dengan dunia literasi, membuat Soekirman rajin menulis berbagai tema. Utamanya terkait tema-tema sosial, pedesaan, pertanian, lingkungan, budaya, ekonomi, dan pemerintahan. “Di sela-sela kesibukannya sebagai Bupati, ia masih sempatkan waktu untuk menulis,” jelasnya.