Karanganyar, Gatra.com - Sebuah perusahaan konveksi yang memproduksi jaket dan tas di Dusun Jumog, Desa/Kecamatan Jaten, PT Cartenz Adventure, banting setir menjahit alat pelindung diri (APD). Itu untuk menyikapi banyaknya pesanan baju khusus bagi petugas medis.
Juru bicara manajemen PT Cartenz Adventure, Yuis Setiawan mengatakan sejumlah perusahaan penyuplai memesan APD dengan jumlah lumayan banyak. Bentuknya cover all atau menutup seluruh badan mulai ujung kaki sampai ujung rambut. Untuk membuatnya, ia tak sampai memesan bahan tertentu.
"Bahan yang dibutuhkan tersedia di pasaran," katanya kepada wartawan di Jaten, Sabtu (4/4).
Harga yang dipatok untuk APD bervariasi. Mulai Rp60.000 hingga Rp 80.000 per baju.
Untuk APD dengan bahan biasa, Yuis mengungkapkan dibanderol dengan harga Rp 60.000 tanpa pelindung wajah, serta Rp 70.000 dengan pelindung wajah. Sedangkan untuk bahan dasar parasut, dijual dengan harga Rp 70.000 tanpa pelindung wajah dan Rp 80.000 yang dilengkapi dengan pelindung wajah.
"Kita sudah menerima pesanan dari sejumlah perusahaan yang nantinya akan didonasikan ke sejumlah rumah sakit. Seperti rumah sakit di Karanganyar, Solo, Jakarta dan Palembang," terangnya.
Yuis menegaskan APD yang diproduksi telah memenuhi standar. Pasalnya, sebelum memulai produksi, ia telah melakukan konsultasi ke sejumlah rumah sakit.
"ADP yang kami produksi telah sesuai standar. Sebagaimana yang direkomendasikan oleh para perawat, tim dokter Moewardi Solo dan tim dokter rumah sakit Kariadi Semarang," tandasnya.
Ditambahkannya, saat ini, PT Cartens Adventure, baru dapat memproduksi sebanyak 500 APD per hari.
"Recananya kita akan kita produksi sebanyak 1.000 samai 2.000 per hari, dan akan kita jual bebas," katanya.
Di sisi lain, wabah Covid-19 memukul hebat perusahaannya. Sepinya pesanan jaket dan tas membuat separuh karyawannya dirumahkan. Jumlah karyawan dulunya sampai 90 orang.
"Perusahaan dihadapkan pada pilihan, tetap berlanjut atau melakukan PHK terhadap seluruh karyawan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, managemen mengambil sikap, perusahaan tetap jalan dan beralih memproduksi APD," katanya.