Solo, Gatra.com - Alat Rapid Test yang diperuntukkan bagi orang dalam pemantauan (ODP) saat ini didistribusikan ke kota dan kabupaten. Sayangnya, saat ini Pemkot Solo hanya mendapatkan jatah distribusi sekitar 245 alat saja. Padahal selama ini Solo menjadi salah satu kota yang diutamakan.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan untuk alat Rapid Test sudah didistribusikan ke Solo. Selain rumah sakit, Pemkot Solo juga mendapat alokasi.
"Kalau Pemkot dapatnya 75 unit, kami distribusikan ke puskesmas," ucap Rudy saat ditemui Jumat (3/4).
Untuk sasaran pengetesan, Pemkot Solo mengutamakan bagi mereka yang berstatus ODP. Namun Rudy enggan merinci seperti apa teknisnya.
"Nanti coba ke DKK (Dinas Kesehatan Kota Solo) untuk detailnya," ucapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi dalam kesempatan berbeda, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Solo, Tenny Setyoharini membenarkan Pemkot Solo menerima 75 unit Rapid Test. Selain itu ada pula alat yang didistribusikan di masing-masing rumah sakit.
"Dari data kami, RSUD dr Moewardi mendapatkan 50 unit, dan RS lini kedua mendapat 30 unit," ucap Tenny.
Saat ink RS lini kedua di kota Solo yakni RSU PKU Muhammadiyah, RS Kasih Ibu Solo, RS dr. Oen Kandangsapi, dan RST Slamet Riyadi Solo. Ada satu lagi RS lini kedua di kota Solo, yakni RSUD Ngipang.
"Tapi Ngipang tidak dapat karena disana saat ini tidak ada pasien (Covid-19)," ucapnya.
Untuk penggunaan alat, saat ini RS melakukan tes secara mandiri. Hasilnya langsung dilaporkan ke provinsi.
Sebelumnya, Kepala DKK Siti Wahyuningsih mengatakan Rapid test tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosa. Sebab Rapid Test ini bukan untuk memeriksa virus, melainkan imunoglobulin atau antibodi dari manusia.
"Hasil rapid test ini nggak pasti, banyak false negatif maupun false positif," ucapnya.
Sebagai informasi, Pemprov Jawa Tengah telah menerima sebanyak 8.400 alat Rapid Test. Solo menjadi salah satu kota yang diutamakan menerima alat ini karena kasus Covid-19 di kota Solo terhitung banyak.