Batam, Gatra.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepualauan Riau (Kepri) mencatat pada Bulan Maret 2020, Kepri mengalami deflasi sebesar -0,40 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi tersebut adalah biaya angkutan udara, cabai merah dan bawang putih.
Kepala Kantor perwakilan BI Kepri, Musni Hardi K. Atmaja mengatakan deflasi Maret 2020 tercatat lebih dalam dibandingkan deflasi pada Februari 2020 yang hanya sebesar -0,16 persen (mtm). Sedangkan inflasi Kepri pada Maret 2020 tercatat sebesar 1,09 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,47 persen.
“Dengan perkembangan ini, inflasi Kepri pada Maret 2020 masih berada di bawah kisaran target inflasi tahun 2020 sebesar 3 plus minus 1 persen (yoy),” katanya, Jumat (3/4) di Batam.
Deflasi di Kepri pada Maret 2020, menurut Musni, terutama dipicu oleh penurunan harga pada kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Untuk kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar -25,02 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,38 persen (mtm).
“Penurunan tarif angkutan udara yang didorong oleh kebijakan Pemerintah memberikan subsidi diskon tiket pesawat hingga 50 persen, untuk 10 rute destinasi pariwisata di Indonesia termasuk Batam dan Tanjungpinang mulai pertengahan Maret 2020 lalu membikin deflasi terjadi,” ujarnya.
Penyumbang deflasi di Kepri, Musni merinci, datang dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat sebesar -0,55 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi dari klompok makanan adalah cabai merah dan bawang putih, masing-masing deflasi sebesar -6,19 persen (mtm) dan -13,16 persen (mtm).
“Penurunan harga cabai merah lantaran memasuki musim panen di beberapa sentra produksi seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat sehingga pasokan cabai merah memadai. Sedangkan penurunan harga bawang putih dipasaran didorong oleh peningkatan pasokan melalui kran impor. Daerah yang mengalami deflasi pada Maret 2020 di Kepri adalah Batam dan Tanjungpinang,” tuturnya.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri, kata Musni, telah memperkirakan inflasi di Kepri secara tahunan masih dapat dijaga dalam kisaran 3 plus minus 1 persen (yoy). Beberapa potensi risiko inflasi pada April 2020 yang perlu diwaspadai adalah distribusi dan pasokan bahan pangan ditengah penyebaran Virus Corona dan persediaan pangan pada bulan Suci Ramadan.