Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, pembatalan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) di tahun 2020 ini akibat pandemi virus corona, dapat dijadikan sebuah momentum untuk merumuskan ulang evaluasi dan standar pendidikan secara nasional.
Menurut Jokowi, selama ini sistem pendidikan tanah air hanya mengandalkan UN. Dia melihat sistem pendidikan tanah air juga dapat mengadopsi standar assesmen internasional seperti PISA.
Sedikit merefleksikan capaian survei PISA Indonesia, Jokowi menilai sejak tahun 2000 PISA menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia tercatat lebih implisit, terbuka, dan luas aksesnya dalam 18 tahun terakhir.
"Namun, skor rata-rata PISA di tahun 2018 kita menurun di tiga bidang kompetensi, dengan temuan di bidang membaca. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371, berada di posisi 74. Kemampuan matematika skornya 379, berada diposisi 73. Kemampuan sains dengan skor 396, berada di posisi 71," kata Presiden Jokowi dalam rapat kabinet secara daring di Jakarta, Jumat (3/4).
Presiden juga mengungkapkan, berdasarkan temuan PISA tersebut bisa diketahui ada tiga permasalahan utama di pendidikan Indonesia, yang harus segera diatasi. Pertama, besarnya persentasi siswa berprestasi rendah, meski Indonesia berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah.
"Tetapi masih diperlukan upaya lebih besar menekan siswa berprestasi rendah hingga berada dikisaran 15-20 persen di 2030. Kedua, tingginya presentasi siswa mengulang kelas, yaitu 16 persen. Angka ini 5 persen lebih tinggi dibanding rata-rata di negara-negara OECD," jelas Jokowi.
Sedangkan yang ketiga, Jokowi melihat tingginya angka ketidakhadiran siswa di kelas. Jika mengacu pada hasil PISA, diperlukan langkah-langkah perbaikan menyeluruh yang harus segera dilakukan.
"Baik dari aspek peraturan, regulasi, dalam masalah anggaran, administrasi, manajemen sekolah, kualitas guru, dan beban administrasi guru. Ini yang berkali kali saya tekankan, tolong di garis bawahi," ujar Jokowi
"Hal yang berkaitan dengan proses belajar, terutama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. serta perbaikan lingkungan belajar siswa, termasuk motivasi belajar, menekan tindakan perundungan di sekolah. Hasil survei PISA dan juga evaluasi UN juga menyebutkan terdapat dukungan yang kuat antara kondisi sosial ekonomi dengan capaian hasil UN dan juga pencapaian skor yang dikeluarkan PISA," ujarnya.