Banjarnegara, Gatra.com – Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menyediakan lahan pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19. Pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilin Alif Baa, KH Khayatul Makky mengatakan, penyediaan lahan makam itu dipicu oleh keprihatinan penolakan jenazah Covid-19 di beberapa daerah, terutama di Banyumas, seperti yang mencuat pekan ini.
Padahal, merawat dan memakamkan jenazah adalah kewajiban. Terlebih, bagi umat muslim. Hukum merawat, mensalatkan dan memakamkan jenazah muslim adalah fardlu kifayah. “Saya prihatin dengan penolakan jenazah. Kami memiliki lokasi lahan yang cukup luas untuk pemakaman,” katanya, saat dihubungi.
Dia mengemukakan, lahan yang disiapkan itu cukup jauh dari permukiman. Karenanya, tidak ada alasan untuk dikhawatirkan karena berada di lokasi yang aman. Selain itu, warga Mantrianom pun sudah mendapatkan sosialisasi dan edukasi terkait Covid-19, tanpa kehilangan rasa kemanusiaan. “Masyarakat Insyaallah bisa menerima. Karena itu, di sini lah pentingnya peran pemerintah dan ulama untuk memberikan sosialiasi yang benar soal Covid-19,” ujarnya.
Dia mengemukakan, meski berada jauh dari permukiman, dia menyatakan akan merawat makam tersebut, seperti layaknya keluarga. Makam akan dibangun dan bahkan bisa didesain layaknya pemakaman modern. “Bisa dibuat seperti pemakaman di hill (bukit). Luasannya cukup,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemakaman satu jenazah pasien positif Covid-19 di Banyumas, Jawa Tengah sempat terkatung-katung akibat penolakan di beberapa desa. Meninggal dunia pada Selasa (31/3), jenazah baru bisa dimakamkan Rabu, setelah sempat ditolak di beberapa desa, dan bahkan dibongkar pemakaman salah satu desa di Banyumas.