Kupang, Gatra.Com - Masyarakat NTT diharapkan terus mengkonsumsi kelor karena memiliki gizi yang bagus. Selain juga menjadi komoditi ekspor dengan nilai yang cukup tinggi. Sejumlah negara minta dikirimin bubuk (powder) kelor setiap minggu termasuk Jepang yang minta 40 ton.
"Hampir setiap saat, sebagai Gubernur saya selalu mengajak masyarakat NTT untuk menanam kelor. Karena selain memiliki nilai gizi diatas rata - rata untuk dikonsumsi, tanaman ini juga sedang dinikmati oleh dunia luar. Saat ini Jepang minta untuk dalam satu Minggu kita ekspor 40 ton powder kelor,” kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika melakukan penanaman anakan Kelor di Kecamatan Amabi Oefeto Kabupaten Kupang ( 2/4).
Lebih lanjut Gubernur Viktor mengatakan belum bisa memenuhi permintaan sejumlah negara terkait permintaan ini. Kendalanya karena karena sistem tanam yang belum tertata dengan baik.
“Di NTT sendiri kelor sangat mudah untuk tumbuh, jadi sekali lagi saya mengajak kita semua untuk mari tanam kelor. Dan saat ini saya berterimakasih buat PT. Timor Mitra Niaga yang mau memanfaatkan lahan kosong miliknya untuk tanam kelor. Kiranya ini menjadi contoh yang baik bagi kita semua," jelas Gubernur Viktor.
Mantan anggota DPR RI dari fraksi Partai Nasdem ini kembali menguraikan bagaimana khasiat dari tanaman ini. Karena itu sudah saatnya di NTT harus dibudidayakan tanaman kelor.
"Oleh WHO disebut sebagai tanaman ajaib, karena saat gizi buruk melanda Afrika, tanaman ini mampu mengatasi persoalan yang terjadi disana. Selain itu juga, saat ini ketika Virus Corona melanda dunia, hasil riset membuktikan bahwa kelor menjadi salah satu tanaman yang kalau dikonsumsi mampu menangkal virus ini," urai Viktor Bungtilu Laiskodat.
Sementara itu Bobby Liyanto sebagai direktur PT. Timor Mitra Niaga, mengatakan bahwa lahan seluas 50 hektar ini akan dimanfaatkan untuk penanaman kelor dan beberapa tanaman buah lainnya. "Lahan yang ada seluas 50 hektar, dan saat ini yang telah siap untuk ditanam seluas 18 hektar, sedangkan yang sisanya akan segera dibuka untuk proses penanaman. Selain kelor, kami juga berencana untuk menanam beberapa tanaman buah – buahan juga ,” kata Bony Liyanto.
“Prinsipnya kami mendukung setiap program dari pemerintah, sehingga mimpi untuk mensejahterakan masyarakat NTT dapat terwujud. Sedangkan untuk tenaga kerja yang mengelola tempat ini berjumlah 25 orang, dan semuanya berasal dari desa sekitar," tambah Boby Liyanto.