Karanganyar, Gatra.com - Sejumlah desa wisata di wilayah lereng Gunung Lawu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar berinisiatif mengarantina lingkungannya dari penularan virus korona atau Covid-19. Warga yang menggantungkan penghasilan dari geliat pariwisata ini tak ragu dengan konsekuensi nihil kunjungan wisatawan.
Desa wisata di Tawangmangu berstatus lockdown lokal tersebut terlihat di Desa Nglebak. Ada tiga dusun yang ditutup aksesnya seperti Gondang, Krangean serta Somokado. Padahal itu kawasan ramai penginapan, wisata alam dan agro.
Kepala Dusun Krangean Sutiman mengatakan, penutupan akses itu untuk memutus penyebaran virus korona. Warga luar daerah dilarang masuk, sementara warga setempat wajib cuci tangan saat akan melintas di pintu gapura yang ditutup. Serta mewajibkan isolasi mandiri 14 hari bagi warganya yang pulang dari perantauan.
Ia tak menampik, bisnis pariwisata yang diandalkan warganya menjadi terhenti akibat karantina. Meski begitu, ia akan sangat bersyukur jika kontribusi warganya berdampak signifikan memutus rantai penyebaran korona.
"Selain itu, kami sudah membuatkan jadwal piket penjagaan, baik pagi, siang, dan malam,” jelas Sutiman, Kamis (2/4).
Dikatakannya, ada 150 kepala keluarga yang terdiri dari 700 jiwa di Dusun Krangean. Lalu 170 KK dengan 750 jiwa di Dusun Somokado.
Camat Tawangmangu Rusdiyanto mengatakan, penutupan akses juga dilakukan sejumlah kampung di Kelurahan Kalisoro dan Tawangmangu. Warga menerapkan karantina wilayah.
“Penutupan terutama untuk kampung yang berada di pinggir jalan Tawangmangu-Magetan. Seperti di lingkungan Beji, Kelurahan Tawangmangu hampir semua ditutup,” jelasnya.