Semarang, Gatra.com – Perluasan bisnis perusahaan minuman Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) dilakukan dengan menggandeng perusahaan start-up Indonesia di bidang logistik, Kargo Technologies. Kerjasama ini untuk membantu memperluas strategi bisnis dan proses digitalisasi di Indonesia.
Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia, Kadir Gunduz, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Kargo Technologies merupakan momentum penting bagi perjalanan transformasi Amatil Indonesia sebagai kekuatan di balik merek minuman favorit Indonesia.
“Kargo Technologies adalah investasi awal pertama kami di Indonesia dan kami senang dapat bermitra dengan mereka untuk meningkatkan kemampuan logistik Amatil Indonesia secara keseluruhan. Saat ini, Kargo sedang memenuhi dua rute transportasi darat utama dan kami harap strategi tersebut akan terus meningkat seiring dengan perluasan jaringan Kargo,” katanya, Kamis (2/4).
Kerjasama diwujudkan melalui inisiatif inisiatif corporate venture capital, Amatil X, untuk makin mengkokohkan sebagai salah satu perusahaan penjualan, manufaktur, dan distribusi minuman terbesar yang telah beroperasi sejak tahun 1992 di Indonesia.
“Kami percaya bahwa investasi kami di Kargo Technologies akan mendukung ambisi Amatil Indonesia untuk menjadi pemain terkemuka dalam ekosistem digital di Indonesia,” katanya, Kamis (2/4).
Di era Making Indonesia 4.0, Kargo Technologies akan mendukung upaya Coca-Cola Amatil Indonesia untuk mengoptimalkan kapabilitas logistiknya dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pada beberapa rute angkutan truk utamanya.
“Coca-Cola Amatil Indonesia berharap bahwa kolaborasi ini tidak hanya dapat memperluas bisnis atau cara kami melayani pelanggan, tetapi juga perusahaan dapat berkontribusi pada kesiapan tenaga kerja terhadap Industri 4.0 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” katanya.
Tiger Fang, CEO Kargo Technologies mengatakan, logistik yang didukung teknologi merupakan tren yang terbukti di pasar lain, termasuk India, Cina, dan Amerika Serikat. “Kami sangat senang dapat bekerja dengan Coca-Cola Amatil untuk lebih mendigitalkan dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka di Indonesia,” ujarnya.
Sebagai gambaram, di Indonesia bisnis logistik jalan mencapai 16 persen dari PDB dengan sekitar USD 40 miliar dari anggaran dihabiskan untuk angkutan truk setiap tahun. Industri ini sangat terfragmentasi, dengan tujuh juta truk beroperasi di 17.000 pulau.
Dimana 90 persen perusahaan truk memiliki 100 truk atau kurang dan 75 persen memiliki 20 truk atau kurang. Oleh karena itu, Kargo sedang membangun infrastruktur digital untuk menghadirkan efisiensi bagi sistem logistik Indonesia.
“Kargo menghubungkan bisnis dan kebutuhan pengiriman mereka dengan perusahaan angkutan truk yang memiliki kendaraan dengan ruang kargo yang tersedia di dekatnya. Yang penting, Kargo dapat mengambil banyak muatan untuk backhaul yang berarti truk kembali dengan muatan kosong yang lebih sedikit, memungkinkan mereka untuk memaksimalkan pendapatan dan mendistribusikan biaya dengan lebih baik,” jelas Fang.