Jakarta, Gatra.com - Direktur Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji mengatakan Peluncuran Program pembelajaran daring menggunakan kurikulum Amerika Serikat (AS), ASU Prep Digital, dapat menjadi jawaban kebutuhan pembelajaran daring di Tanah Air, selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Menurutnya, Program yang diluncurkan atas kerjasama dengan Arizona State University (ASU) ini berupa program pembelajarann daring yang berbasis Double Diploma atau biasa disebut ijazah ganda. Selain itu, Program tersebut juga diakui Indra mengusung konsep Blended Learning yang menggabungkan pembelajaran Daring dan Luring.
"Blended learning itu gabungan Daring dan Luring. Artinya pembelajarannya tidak harus online terus menerus. Pembelajarannya bisa berupa membuat riset, Interview banyak orang, jadi mereka harus membuat Sebuah karya, itu semua kan tidak harus dilakukan online," Ujar Indra saat Konferensi Pers daring, Rabu (1/4).
Baca juga: Dampak Sekolah Diliburkan, Ruangguru Ramai Diakses Pelajar
"Tapi, nanti tentu untuk semua akan dipandu oleh guru-gurucdari Amerika, Itu konsep idealnya begitu. Namun, kalau dirasa di Indonesia belum siap, kami juga siapkan coach, guru, atau pelatih dari tim kami yang ada di Indonesia untuk siap datang kepada mereka, Untuk karena mungkin di Indonesia masih belum terbiasa," Tambahnya.
Indra juga mengaku, model dari program tersebut berbeda dengan model embelajaran daring yang tersedia di Tanah Air saat ini. Menurutnya, model belajar dari Indonesia masih berupa one-way atau bersifat pemberitahuan informasi.
"Guru seharusnya tak lagi hanya sekedar memberi penjelasan melalui aplikasi konferensi video saat pembelajaran daring. Model pembelajaran daring seharusnya berorientasi pada kemampuan siswa memecahkan masalah, kritis, kolaboratif, komunikatif, kreatif, dan inovatif. Guru harus tetap menjadi teladan, fasilitator, dan motivator," Jelas Indra.
Program ini diakui Indra juga dapat mengakselerasi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Amerika Serikat, baik ke Arizona State University, maupun kampus lainnya di Amerika Serikat.
"Biaya untuk mengikuti pembelajaran ini pun terjangkau, sekitar Rp500 ribu per bulan. Semua itu dilakukan dan dikoordinasikan dengan Pihak Sekolah nantinya. Baik Negeri, Swasta, Madrasah, dan lain-lain kami terbuka untuk semua," Tutur Indra.
Sementara itu, Founder Urban Green Project, yang juga menjadi salah satu penyedia materi di Program Tersebut, Don Lamiso menambahkan, program ini bertujuan untuk menyetarakan akses pendidikan di Indonesia. Program ini sudah dilakukan oleh sekolah-sekolah di sejumlah negara seperti Tiongkok, Thailand, dan negara-negara di Amerika bagian selatan.
"Proyek kami utamanya mengedepankan penyetaran dan akses. Semua anak punya akses. Kita membawa kurikulum terbaik di dunia ke dalam ruang kelas secara digital," Pungkasnya.