Bantul, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Bantul menyiapkan rumah sakit darurat karena RS rujukan pasien Covid-19 di Bantul penuh. Pemda DIY juga menyiapkan lima pusat karantina pemudik.
"Kita akan manfaatkan eks Puskesmas Bambanglipuro di Dusun Dawetan, Desa Sidomulyo, sebagai RS darurat," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul Helmi Jamharis, Rabu (1/4), usai rapat Pemkab Bantul.
RS tersebut mampu menampung hingga 100 pasien, tapi pada tahap awal ini disiapkan 50 tempat tidur. RS darurat ini untuk merawat orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala sakit ringan dan berat. Selain itu, pasien positif Covid-19 tanpa gejala sesuai hasil rapid diagnose test (RDT) juga bakal dirawat di sana.
"Jadi bukan untuk pasien (dengan sakit) berat, tapi bila ada perburukan nanti langsung dirujuk ke RS rujukan. Lokasi ini dipilih karena mempunyai anatomi RS yang pas dan lokasi yang cukup baik," ujar Sekretaris Daerah Bantul ini.
Dengan kemampuan itu, menurut Helmi, RS darurat tersebut tidak memiliki kamar isolasi khusus dan dokter spesialis paru-paru. Sebagai tahap awal, Pemkab Bantul tengah mengusulkan dana renovasi Rp193 juta.
Untuk memenuhi kekurangan tempat tidur, Dinas Kesehatan akan memindahkan tempat tidur dari puskesmas terdekat ke RS darurat ini. "Demikian juga dengan tenaga dokter, perawat, dan SDM pendukung. Dinkes saat ini tengah menyiapkan," katanya.
Helmi pun berpesan semua pihak dapat ikut memberi pemahaman ke warga Bambanglipuro, khususnya warga di dekat RS darurat tersebut, agar tidak panik.
Menurutnya, pengetahuan tentang penularan Covid-19 harus disosialisasikan, seperti Covid-19 tidak menyebar melalui udara, melainkan tetesan air liur atau muntah dalam kontak dekat tanpa pelindung.
Selain persiapan RS Darurat, Bupati Bantul Suharsono mengizinkan penggunaan rumah dinasnya sebagai tempat istirahat tenaga medis penanganan Covid-19. "Jika memang tidak ada tempat, silakan pakai rumah dinas," katanya.
Suharsono juga mengimbau seluruh aparatur sipil negara di Bantul membantu masyarakat terdampak bencana Covid-19 dengan menyumbang dari gaji mereka. Ia pun menyatakan siap memotong pendapatannya untuk disumbangkan.
Selain RS darurat di Bantul, lima pusat karantina di DIY juga disiapkan dan telah disetujui DPRD DIY. Lima tempat itu ada di LBK Pengasih untuk Kulonprogo, LBK Klidon untuk Sleman, Balai Diklat untuk Gunungkidul, SKB Bangunharjo untuk Bantul, dan Pondok Pemuda Ambarbinangun untuk Kota Yogyakarta.
"Kelima titik itu bisa digunakan untuk mengarantina warga DIY atau pemudik yang baru dari luar kota," kata Wakil Ketua DPRD DIY Suharwanta.
Selain itu, DPRD juga menyetujui pembahasan anggaran penanganan Covid-19 senilai Rp26 miliar. Dari jumlah itu, sebesar Rp23 miliar digunakan untuk penyediaan alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD).
Pemda DIY juga diminta menyiapkan jaminan hidup (jadup) bagi kelompok rentan, seperti untuk ODP dan fakir miskin. Jadup ini berupa 38.400 paket bahan pangan pokok senilai Rp.675.000 per paket. Paket ini akan diberikan dua kali ke 19.200 kepala keluarga pada April dan Mei 2020.