Home Ekonomi Kebutuhan Pangan Karanganyar Aman hingga Juni

Kebutuhan Pangan Karanganyar Aman hingga Juni

Karanganyar, Gatra.com - Konsumsi beras selama April hingga Juni 2020 di Kabupaten Karanganyar dipastikan aman. Tersedia surplus beras 42.950 ton untuk mencukupi kebutuhan pokok tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Pangan Peternakan dan Perikanan Karanganyar, Siti Maesyaroch mengatakan surplus beras 42.950 ton merupakan selisih produksi dan konsumsi beras Januari-April 2020.

"Luas panen padi Januari hingga April adalah 17.037 ha dan rata-rata produktivitas 6,3 ton/ha. Hasilnya, produksi padi (GKP) 111.558 ton gabah setara 70.281 ton beras. Konsumsi beras per kapita per tahun 88,60 Kg, maka selama 4 bulan dibutuhkan konsumsi beras 27.331,06 ton. Dengan begitu sampai akhir April 2020, diprediksikan masih surplus beras 42.950 ton beras di Kabupaten Karanganyar. Varietasnya inpari 32, inpari 33, pepe dan mekongga," katanya kepada Gatra.com, Rabu (1/4).

Dalam kondisi normal, meski produktivitas beras nol karena petani mengisolasi diri pun, masih tersisa beras 15.619 ton. Untuk mencukupi kebutuhan di Juni hingga September 2020, Pemkab dapat mengambil cadangan beras musim paceklik 14 ton dari gudangnya.

Siti meyakini, petani memilih tidak mengisolasi diri di masa tanggap darurat virus corona. Justru mereka tetap bersemangat bercocok tanam dan memanen padi. "Di saat kita di rumah, malah petani di sawah. Mereka meyakini dengan berada di bawah terik matahari lebih sehat dan kuman penyakit mati. Tanam kita berlanjut," katanya.

Sementara itu, ia menyebut jagung surplus 15.017,82 ton. Namun untuk kebutuhan pakan ternak dan benih jagung sangat besar, sehingga hasil panennya paling banyak terserap untuk pakan ternak dan benih.

"Ada permintaan jagung dari luar daerah untuk pabrik pakan, belum dapat dipenuhi. Sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Karanganyar. Upaya-upayanya tersebut antara lain meningkatkan luas tanam dan intensifikasi jagung pada tahun 2020 seluas 500 Ha dengan bantuan benih jagung dari pemerintah," jelasnya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan surplus juga dialami komoditas bawang merah, namun tidak terjadi di bawang putih dan kedelai. Selain itu ia mendapati harga gula pasir cenderung masih tinggi.

"Kita bukan daerah penghasil kedelai tapi tiap hari makan tempe. Lalu, bawang putih baru ditanam Mei dan Juni. Sedangkan untuk gula pasir akan tercukupi dari musim giling tebu pada Mei mendatang. Diperkirakan 44 ribu ton tebu digiling pada musim itu," katanya.

460