Home Gaya Hidup Di Banyumas, Galeri Fesyen Diubah Jadi Tempat Produksi APD

Di Banyumas, Galeri Fesyen Diubah Jadi Tempat Produksi APD

Banyumas, Gatra.com - Minimnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 membuat sebagian masyarakat tergerak. 

Salah satunya Galeri Fashion Designer "Sky Gown", Purwokerto, Jawa Tengah. Gerai di Jalan Brigjen Entjung ini telah memproduksi APD semenjak dua pekan lalu.

"Hampir tiga minggu. Cuma nggak bisa banyak. Awalnya, hanya 3 unit, tapi setelah dapat bantuan alat jahit sekarang sudah bisa 10 unit baju hazmat. Ini melibatkan 12 orang yang bekerja secara shift untuk menghindari kumpulan," kata pengelola galeri Betty Tan, Selasa (31/3).

Betty mengaku, produksi baju hazmat itu semuanya disalurkan ke rumah sakit dan tenaga kesehatan di Banyumas yang sedang berperang melawan Covid-19.

Baju-baju pelindung itu pun langsung diserahkan ke rumah sakit yang memesan. Tentunya melalui mekanisme pengajuan atau permohonan resmi. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan.

Dia mengatakan, baju hazmat buatannya memiliki pola sendiri. Selain itu juga sudah sesuai dengan standar perlengkapan medis dengan bahan spundbound 75 gram dan 100 gram.

Meski demikian, Betty mengaku sempat kesulitan mencari bahan baku karena bahan baku mulai jarang. Untuk mempermudah pendanaan, dia dan rekan-rekannya menggalang donasi.

"Untuk menjahit sebenarnya tidak ada kesulitan. Kita sudah bantu sekitar 30-an unit. Sekarang sudah ada banyak (penjahit) yang membantu, jadi bisa lebih cepat. Ini semua kan dibagikan gratis, tidak ditarik biaya sama sekali. Jadi kita galang donasi untuk membeli bahan. Justru sekarang kami sekarang kekurangan penjahit dalam jumlah banyak," ujarnya.

Betty mengaku kewalahan memenuhi permintaan rumah sakit tersebut. Sebab, mereka diminta mengirim APD setiap hari dalam jumlah tertentu. Maka, tidaklah heran 15 rumah sakit di Banyumas sudah mengantre untuk memesan pakaian buatannya.

"Ini ada 3 rumah sakit lagi yang akan kita kirim. Untuk sekarang yang sudah masuk daftar (permintaan) ada 15 rumah sakit. Tapi sekarang baru bisa kirim ke 5 rumah sakit," jelasnya.

Winoto (30), penjahit asal Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar, Banyumas Winoto, turut bergabung dengan gerakan penjahit APD ini. Dia mulai membantu dengan mengirimkan sampel kepada Dinas Kesehatan Banyumas.

"Untuk sementara, dengan tenaga penjahit 15 orang kami bisa produksi 60-70 helai baju hazmat. Tapi, kami juga harus memikirkan ongkos untuk penjahit yang memproduksi. Karena sudah dua minggu mereka tidak bekerja," katanya.

Winoto mengaku ingin membantu memenuhi kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan dan rumah sakit. Oleh karena itu pihaknya tengah berkomunikasi dengan sejumlah pihak untuk menggalang dana bagi para penjahit yang ikut bekerja.

410