Dili, Gatra.com - Timor Leste, Negara berpenduduk 1,2 Juta sekarang ini tengah lockdown. Saat ini, di wilayah bekas Provinsi Indonesia ke-27 yang merdeka 1999 lalu tersebut kini terdapat 815 orang dalam pengawasan (ODP).
“Dari jumlah 815 orang itu ada 9 WNI. Ada 6 orang di Dili dan 3 orang di Distrik Enclave Ambeno Oecusi. Harapan kami jumlah 9 orang ini tidak berkembang dan tetap saja,” kata Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Sahat Sitorus kepada Gatra.com, Selasa (31/3).
Dari jumlah 815 orang ODP ini, lanjut Sahat Sitorus satu orang positif terinfeksi Covid-19 dan sedang menjalani perawatan intensf di Rumah Sakit Guido Valdares Dili.
Sahat Sitorus menyebutkan, jumlah ODP yang sedang menjalani karantina di Timor Leste ini sebagian besar merupakan warga yang masuk melalui pintu tapal batas antara Negara Motaain, Indonesia.
Jumlah ODP yang mayoritas masuk dari Indonesia ini ditenggrai cukup banyak, baik dari warga Timor Leste maupun WNI. Mereka masuk melalui jalur tikus untuk menghindari proses pemeriksaan kesehatan di karantina. Jika melalui pintu resmi, mereka akan menjalani bermacam pemeriksaan. Misalkan suhu tubuh di atas 37 derajat selcius pasti ditolak untuk melintas.
“Jadi para pasien ODP saat ini mayoritas masuk dari Indonesia. Ada yang WNI, ada juga warga Timor Leste. Sesuai data medis, mayorias masuk dari Indonesia,” kata Sahat Sitorus .
Untuk itu, dia mengimbau agar petugas pengamanan di tapal batas, baik Indonesia maupun Timor Leste terus memperketat yang masuk ilegal melalui jalan tikus. Menykapi kondisi seperti ini, KBRI Dili mengimbau masyarakat kedua Negara terus diberikan pemahaman atas dampak wabah Covid-19 melalui lintasan ilegal di perbatasan.
“Perbuatan melintas secara ilegal di perbatasan dinilai sangat berbahaya bagi dua Negara. Karena dikhawatirkan penyebaran wabah Covid-19 tidak terpantau dengan baik. Faktanya jelas dari angka 815 ini semuanya masuk dari Indonesia. Jika melalui pintu resmi belum tentu seperti ini,” katanya.