Home Kebencanaan Sempat Tak Dapat RS Rujukan, 2 PDP di Bantul Meninggal

Sempat Tak Dapat RS Rujukan, 2 PDP di Bantul Meninggal

Bantul, Gatra.com - Dua dari tiga pasien RS Nur Hidayah, Bantul, yang disebut tak mendapat perawatan rumah sakit rujukan Covid-19 meninggal dunia. Keduanya dikategorikan pasien dalam pengawasan (PDP) dan jenazahnya ditangani dengan standar untuk penderita Covid-19.
 
Direktur RS Nur Hidayah, Sagiran, menyatakan ketiga pasien tersebut masuk ke RS tersebut hampir bersamaan pada Senin (30/3). Kondisi mereka sama, yaitu demam tinggi, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.
 
"Dugaan kuat kami mengarah ke Covid-19. Karena RS kami tidak siap, kami memutuskan untuk merujuk ketiganya ke RS yang ditetapkan sebagai rujukan penanganan Covid-19 namun tidak ada yang merespons," ujar dia, Selasa (31/3).
 
Sagiran lantas memaparkan kondisi itu via video yang tersebar di media sosial. Dua pasien kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito pada jam 20.00 WIB dan satu orang ke RSUD Sleman. Dua pasien di RSUP Dr. Sardjito meninggal semalam dan tadi pagi.
 
Keduanya warga Bantul berjenis kelamin laki-laki. Pasien pertama berusia 59 tahun dengan kondisi demam, sesak napas, dan batuk. Pasien kedua berusia 48 tahun telah demam dua minggu, sesak napas, dan batuk. "Hasil rontgen pasien kedua menunjukkan pneumonia," kata Sagiran.
 
Sagiran tidak bisa memastikan keduanya positif Covid-19 karena hal ini kewenangan Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Pihaknya hanya menerima pasien dengan gejala yang mengarah pada Covid-19. 
 
Sagiran juga menjelaskan maksudnya mengunggah video di media sosial demi perbaikan penanganan pasien Covid-19. Menurutnya, fasilitas kesehatan di tingkat pertama seperti klinik dan dokter praktik minim alat pelindung diri (APD) sebagai syarat penanganan pasien terkait Covid-19.
 
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito Banu Hermawan menyatakan dua pasien rujukan RS Nur Hidayah meninggal pukul 21.55 WIB Senin (30/3) dan 06.45 WIB Selasa (31/3). Menurut Banu, saat diterima RSUP Dr. Sardjito, kondisi kedua pasien sesak napas.
 
"Saat itu belum ada diagnosa Covid-19 karena belum sempat swab. Tadi malam kami mengejar kegawatdaruratannya. Kami tetap memasukkan sebagai PDP," ujar Banu. Perawatan jenazah dua warga Bantul ini pun menggunakan standar tertinggi penanganan penderita Covid-19.
296