Semarang, Gatra.com – Penyebaran wabah Covid-19 atau Coronavirus telah menyebar hampir seluruh daerah di Indonesia. Berdasarkan data yang disampaikan pemerintah melalui laman resmi covid19.go.id, per Senin(30/3) pukul 15.30 WIB, kasus positif Covid-19 sudah mencapai 1.414, kemudian kasus meninggal akibat Corona sebanyak 122, dan yang dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19 baru terdapat 75 pasien.
Hal itu menjadikan masyarakat semakin cemas dan ramai-ramai melakukan karantina lokal, baik ditingkat komplek perumahan, desa, kecematan, hingga Kota atau Kabupaten. Tidak itu saja, masyarakat juga menyemprotkan disinfektan terhadap tubuh manusia untuk mencegah menyebarnya virus corona, meskipun itu membahayakan bagi kesehatan.
Psikolog dari RS Elisabeth Semarang, dr. Probowati Tjondronegoro mengatakan kondisi seperti ini seharusnya disikapi dengan pikiran dan perasaan yang positif. Masyarakat juga dianjurkan mengikuti imbauan pemerintah untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Ini adalah masalah bersama, tidak hanya Indonesia, tapi seluruh masyarakat Dunia. Ambil positifnya, yakni bisa punya kesempatan dekat dengan keluarga setiap hari,” katanya saat dihubungi Gatra.com, Selasa (31/3).
Menurutnya masyarakat tidak boleh panik, apalagi kepala keluarga harus bisa menciptakan suasana di rumah yang kondusif dan rasa bahagia. “Anggap saja ini adalah bulan puasa atau masa-masa berjuang, setelah itu datanglah hari raya lebaran atau hari kemenangan,” ucapnya.
Baca juga: Penyemprotan Disinfektan Amankah untuk Tubuh Manusia?
Probo mengaku, dirinya setiap hari juga ikut berjuang memberikan semangat kepada para tenaga medis, yang merawat dan mengobati para pasien dalam pengawasan (PDP) di RS Elisabeth Semarang.
“Jiwa gotong-royong masyarakat Indonesia ini luar biasa, disini ada masyarakat yang kirim masker kain buatan sendiri dengan bantuan ojek online, ada juga yang kirim telur 1 kg, kirim roti siap makan, ini memberikan semangat kepada kita yang menjadi garda terdepan,” ucapnya.
Ia berharap masyarakat saat ini tidak perlu cemas atau panik dengan wabah virus Corona. Sebab, jika kecemasan ini terus terjadi, maka bukan hanya tertular yang terjadi, melainkan psikis juga akan terganggu.
“Semakin hari harus semakin sehat, semakin hari harus semakin disiplin menjaga kebersihan. Mindset-nya harus diubah, yang isolasi mandiri maupun yang isolasi di Rumah Sakit adalah para pejuang untuk menjadi pahlawan kesehatan,” ucap Probo.
Menghadapi Covid-19, Psikolog yang juga menjabat sebagai juru bicara RS Elisabeth Semarang itu menyarankan, masyarakat harus terus menciptakan aura positif dan bahagia.
Terapi senyum menjadi alternatif yang harus dilakukan, meskipun pemerintah menganjurkan untuk melakukan physical distancing atau jaga jarak kepada setiap orang.
“Berikan aura gembira untuk menghadapi Corona, terapi senyum pada intinya, senyum kepada keluarga, dan senyum kepada tetangga. Maka imun atau kekebalan tubuh akan meningkat,” ucapnya.