Riyadh, Gatra.com - Koalisi militer yang dipimpin Saudi pada Senin melakukan beberapa serangan udara di ibukota Yaman, Sanaa yang dikuasai pemberontak sebagai pembalasan atas serangan rudal di Riyadh. AFP, 30/03.
Warga di Sanaa melaporkan beberapa ledakan setelah serangan dimulai. Konflik Saudi-Huthi memanas meskipun PBB menyerukan gencatan senjata untuk melindungi warga sipil Yaman dari pandemi coronavirus.
Operasi militer menargetkan "tempat penyimpanan, perakitan dan instalasi" rudal balistik dan pesawat tak berawak di seluruh wilayah yang dikuasai pemberontak Huthi, koalisi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis Badan Pers Saudi.
Televisi Al-Masirah yang dikelola Huthi melaporkan setidaknya 19 serangan udara terhadap sejumlah sasaran di Sanaa, termasuk pangkalan militer dan akademi militer. Operasi itu terjadi setelah pertahanan udara Saudi mencegat rudal balistik Huthi di atas Riyadh dan kota perbatasan Jizan Sabtu malam.
Serangan itu menyebabkan dua warga sipil terluka di Riyadh, yang berada di bawah jam malam 15 jam per hari untuk membatasi penyebaran virus corona, menurut media pemerintah Saudi.
Itu adalah serangan besar pertama di Arab Saudi sejak pemberontak Huthi menawarkan untuk menghentikan serangan terhadap Saudi pada September lalu, setelah serangan kembar menghancurkan instalasi minyak Saudi.
Pertempuran juga meningkat antara pasukan Huthis dan Yaman yang didukung Riyadh di sekitar distrik utara strategis Al-Jawf dan Marib. Pemberontak itu menyerbu sebuah kamp militer penting pemerintah di Al-Jawf setelah bentrokan hebat pada Senin, menurut sumber-sumber militer Yaman.
Peningkatan ini terjadi meskipun ada seruan PBB untuk gencatan senjata karena negara termiskin di dunia Arab itu rentan terhadap pandemi coronavirus. Arab Saudi, pemerintah Yaman dan pemberontak Huthi semuanya menyambut baik seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk "gencatan senjata global" untuk membantu mencegah bencana bagi orang-orang rentan di zona konflik.
Pada Minggu, utusan khusus PBB Martin Griffiths menegaskan kembali seruan untuk segera menghentikan permusuhan untuk membantu mencegah "konsekuensi yang berpotensi membahayakan" dari wabah Coronavirus.
Sistem perawatan kesehatan Yaman yang rusak sejauh ini tidak mencatat kasus penyakit COVID-19, tetapi kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa ketika itu terjadi, dampaknya akan menjadi bencana besar.
Negara ini dicekam oleh apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Arab Saudi juga tengah berjuang untuk membatasi penyebaran penyakit di negaranya. Kementerian kesehatan kerajaan telah melaporkan 1.453 infeksi coronavirus dan delapan kematian akibat penyakit sejauh ini