Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Pembina dan Pendiri The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, mengatakan, perlu kebijakan yang luar biasa (extraordinary) untuk menangani kasus Coronavirus Disease (Covid)-19 di kota-kota yang tingkat kasus positifnya tinggi, di antaranya DKI Jakarta. Perlu mempertimbangkan lockdown.
"Upaya menekan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta dan wilayah-wilayah dengan kasus tinggi lainnya, memerlukan kebijakan yang luar biasa (extraordinary)," kata Ilham dalam keteragan tertulis, Senin (30/3).
DKI Jakarta menjadi daerah tertinggi pandemi Covid-19 di Tanah Air. Data terakhir ada 627 kasus Covid-19, atau 54,3% dari total nasional. Korban meninggal berjumlah 62 orang sehingga angka kematian di DKI Jakarta mencapai 9,9% dari seluruh kasus terkonfirmasi.
Kebijakan luar biasa yang diperlukan untuk kota-kota yang pandeminya tinggi, khususnya tentang kecepatan dalam penanganan bagi mereka yang positif terinfeksi Covid-19, guna meminimalkan korban yang meninggal.
"Mengingat tingginya jumlah kasus positif di DKI Jakarta yang terus meningkat, maka untuk memutus rantai persebaran virus, pemberlakuan lockdown perlu dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah pusat maupun DKI," katanya.
Secara nasional, lanjut Ilham, selain kecukupan alat deteksi Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis perlu terus ditingkatkan untuk mencegah jatuhnya korban dari tenaga medis.
"Agar mampu memenuhi kebutuhan tersebut, termasuk bagi warga di wilayah dengan kasus rendah sekalipun, maka perlu segera didorong munculnya inovasi-inovasi teknologi alat-alat medis baru produksi anak bangsa yang lebih ekonomis, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan pada produk-produk impor," ujarnya.
Untuk mendukung ketiga upaya bersama tersebut, koordinasi lintas kementerian, pemerintah pusat- pemerintah daerah, lembaga riset, bersama pemangku kepentingan lainnya termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, NGO, dan media menjadi sangat penting.
"Koordinasi, kolaborasi, dan saling dukung antaranak bangsa sangat dibutuhkan saat ini agar Indonesia dapat melewati krisis kesehatan masyarakat (public health crisis), krisis ekonomi (economic crisis), dan tercegah dari krisis kemanusiaan (humanitarian crisis)," ujarnya.