Alor, Gatra.Com - Untuk mengantisipasi langkahnya obat seperti Chloroquin dan APD lainnya masyarakat Alor diimbau bisa memanfaatkan otak biawak, kotoran (feses) ular sawah dan batang kayu ular. Karena bahan-bahan herbal alami ini diyakini bisa mencegah segala macam penyakit, termasuk virus corona.
“Ini untuk kearifan lokal. Saya minta untuk mengkonsumsi bahan-bahan alami yang bisa diperoleh dengan mudah. Dipekarangan, kebun dan hutan sekitar dengan gampang bisa didapat,” kata Bupati Alor Amon Djobo kepada Gatra.com, Jumat (27/3).
Dia menegaskan bahwa imbauan ini hanya untuk masyarakatnya di Kabupaten Alor , tidak untuk daerah lain. Karena ramuan-ramuan seperti ini sudah dijadikan obat alternatif peninggalan nenek moyang sejak zaman dulu.
"Bagi orang Alor, ramuan, obat-obat tradisional seperti ini adalah peninggalan leluhur. Ini termauk untuk menjaga ketahanan, stamina tubuh. Dapat dimanfaatkan ditengah langkahnya obat seperti Chloroquin, Masker dan alat pelindung diri lainnya,” jelas Amon Djobo.
Dia menconthkan fakta, Kabupaten Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini terkenal dengan daerah yang endemik penyakit malaria. Tiga puluh satu tahun lalu ketika Alor dilanda wabah penyakit Malaria dan filarial semua warga mengkonsumsi ramuan-ramuan obat tradiosional ini dan berhasil
“Saat itu saya adalah Camat Alor Timur. Wabah Malaria ganas menyerang Alor. Oleh orang-orang tua semua disarankan memakai ramuan obat tradisional ini. Kalau kotoran ular dan otak biawak susah didapat cukup batang kayu ular. Direbus dan diminum. Pahit sekali. Karena itu bagi yang penyakit lambung harus makan kenyang dulu baru minum. Saya juga minum ramuan ini , “ kisah Amon Djobo.
Ramuan ini terpaksa dimanfaatkan tegas Amon Djobo karena saat itu belum ada yang namanya Puskeskas, Pustu dan lainnya di Kecamatan. Semua yang sakit saat itu harus dibawa ke rumah sakit di Kalabahi. Karena itu diharapkan semua warga memanfaatakan ramuan tradisional peninggalan ini.
“Ramuan ini hasilnya baik. Almarhum Gubernur NTT Ben Mboi dan Hendrik Fernandez menyarankan masyarakat terus mengkonsumsi ramuan itu. Padahal keduanya dokter. Saat itu juga di Kecamatan belum ada Puskesmas dan Pustu. Tim Medis yang sudah terbatas, harus naik perahu menyebrang dari Pulau yang satu ke Pulau yang lain untuk menangani para pasien,” ungkap Amon Djobo.
Karena itu Amon Djobo kembali menegaskan bahwa imbauan memanfaatakan ramuan tradisional ini hanya ditujukan kepada 237 ribu warganya yanag berdiam di 17 Kecamatan. Tersebar di di 154 Desa, 17 Kelurahan.
“Untuk itu saya harapkan khususnya masyarakat Alor saja dapat memanfaatkan ramuan ini untuk menjaga stamina ditengah langkahnya obat-obatan dan alat pelindung diri ini. Jagalah stamina dengan mengkonsumsi ramuan ini sebelum adanya obat medis,” harap Amon Djobo.
Selain otak biawak dan kotoran ular, bupati juga menyarankan warganya minum akar pisang, akar pinang, kayu ular, marungga, air kelapa muda. Obat-obat herbal tersebut dinilai ada zat tertentu yang diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh mencegah berbagai wabah, termasuk virus corona.
“Akar pisang itu gali cuci bersih ko minum dia punya air, minum air meting. Pagi bangun perut kosong itu yang minum air kelapa muda. Vitamin itu. Minum. Yang di gunung akar pinang dengan kulit kayu ular itu ambil cuci bersih ko rebus minum. Itu obat. Seluruh dunia omong corona-corona tapi dia punya obat tidak ada jadi minum itu ko sehat,” katanya.