Oksibil, Gatra.com - Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) KODAP XV Ngalum Kupel Brigjen Lamek A Taplo mengatakan bahwa mereka bertanggungjawab atas tertembaknya tiga anggota TNI di Kota Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.
Management Markas TPNPB-OPM telah menerima laporan ini pada 23/03, pukul 9:00 malam waktu Papua. Namun, Markas Pusat menunggu konfirmasi dari telik sandi yang bertugas di Kota Oksibil. "Dan hasilnya telah dikonfirmasi bahwa satu anggota TNI sudah meninggal, dan dua lainnya menderita akibat luka tembak senjata pasukan TPNPB," kata Juru Bicara OPM, Sebby Sambom.
Berdasarkan hasil konfirmasi ini, maka Manajemen Markas Pusat TTPNPB secara resmi mengumumkan kepada publik bahwa semua aksi penembakan di seluruh Papua, Markas Pusat di bawah pimpinan Jenderal Goliath Naaman Tabuni bertanggungjawab."Kami juga sampaikan kepada semua pihak bahwa perang tidak akan berhenti," katanya.
Maka OPM mendesak pemerintah untuk berunding di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Semua itu untuk mencegah pertumpahan darah lebih jauh. "Karena pasukan TPNPB di seluruh Wilayah Papua Barat akan bangkit dan angkat senjata," gertaknya. Karena itu sebaiknya pemerintah bersedia berunding.
Manajemen Markas Pusat TPNPB juga mengatakan bahwa pada sore 24/03, pasukan TPNPB Ngalum Kupel di Kabupaten Pegunungan Bintang siap melawan jika diserang. "Mereka siap lawan jika TNI/Polri serang kami," katanya.
Namun, klaim TPNPB OPM itu mendapat bantahan keras dari Kombes. Pol. Drs. Ahmad Mustofa Kamal, S.H., Kabid Humas Polda Papua. Menurut Mustafa pernyataan TPNPB OPM itu hanya karangan saja. Dia menegaskan tidak ada peristiwa penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI, dan melukai dua lainnya. "Tidak ada itu Mas," tegasnya pada Gatra.com.