Surabaya, Gatra.com - Angka pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Terbaru, jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur tercatat bertambah sebanyak 10 orang, sehingga totalnya menjadi 51 pasien.
Rinciannya, lima pasien berasal dari Magetan, dua pasien di Surabaya, dua pasien di Sidoarjo, dan satu lagi pasien di Malang. Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 17 orang menjadi 142 pasien.
Sedangkan jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) meningkat menjadi 2003. Selain bertambahnya ODP,PDP, dan yang positif, ada juga satu pasien dari Malang dan lima pasien dari Surabaya yang dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa angka tersebut adalah hasil tracking hingga sore ini. Namun, karena semakin banyak orang yang positif Covid-19, Khofifah kembali mengambil kebijakan baru.
Rencanannya, Khofifah akan memanfaatkan dua hotel di Surabaya sebagai tempat atau rumah singgah bagi tim medis. Hotel Bekizaar dan Hotel Varna yang akan dijadikan rumah singgah para tim medis.
"Pemprov Jawa Timur ini punya hotel sederhana. Sehingga para tenaga medis dan paramedic sama-sama bisa mendapat ruang istirahat yang nyaman, dekat dengan rumah sakit di mana mereka melayani. Itu akan sangat baik," kata Khofifah di Gedung Grahadi, Selasa (24/3).
Khofifah mengatakan, dua hotel tersebut dapat langsung digunakan bagi para tim medis yang menangani Covid-19. Hanya, Khofifah belum memastikan berapa kamar yang disediakan dan kapan hotel-hotel itu dapat langsung dipakai tim medis Covid-19 untuk beristirahat.
Selain tempat singgah bagi tim medis, Khofifah menyatakan pihaknya telah menganggarkan dana tanggap becana sebesar Rp 264 miliar. Namun, angka tersebut masih bersifat sementara.
"Sementara, karena harus dikoordinasikan dengan DPRD Jawa Timur. Nah, sementara, yang sudah di excercise adalah Rp 264 miliar," kata Khofifah.
Direktur Utama RSU dr. Soetomo Joni Wahyuhadi kembali mengingatkan agar masyarakat terus berupaya mencegah penularan Covid-19. Sebab, meski pasien dapat sembuh dari virus tersebut, sistem imunitas pasien yang bersangkutan tetap akan mengalami kerusakan.
Kerusakan sistem imun tubuh akibat Covid-19, kata Joni, hanya dialami oleh mantan pasien dengan kondisi yang parah. Sementara, dalam konteks penularan yang ringan, justru akan memperkuat kualitas imun tubuh.
"Kalau kita kena (penyakit) berat, sistem imun kita juga akan rusak. Itu (sistem imun) perlu recovery yang lama. Tapi kalau kenanya yang ringan justru malah menimbulkan ketahanan tubuh yang lebih baik," jelas Joni.
Untuk itu, Joni menyarankan agar pasien yang sembuh harus menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan tubuh. Dengan kualitas kesehatan yang baik, kesempatan virus corona untuk hidup di dalam tubuh akan semakin kecil.