Tegal, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah memastikan persediaan kebutuhan pokok di Kota Tegal tercukupi meskipun sedang diberlakukan local lockdown. Masyarakat diminta tak khawatir menyusul pemberlakuan kebijakan untuk mencegah penyebaran virus corona itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal Johardi mengatakan, kebijakan local lockdown bukan berarti menutup seluruh akses masuk ke Kota Tegal. Pasokan bahan pokok maupun kebutuhan masyarakat lainnya menurutnya tetap ada.
"Bukan berarti ditutup semua aksesnya, pasokan tidak boleh, itu tidak seperti itu," kata Johardi kepada Gatra.com, Selasa (24/3).
Johardi mengatakan, setiap hari tetap ada pasokan bahan pokok dan BBM meskipun sejumlah ruas jalan ditutup untuk mengurangi aktivitas berkumpul warga di ruang publik. Ia memastikan persediaan bahan pokok, BBM, dan kebutuhan masyarakat lainnya tetap aman.
"Tidak ada kekurangan bahan pangan. Persediaannya tetap ada karena local lockdown bukan berarti mati sama sekali. Itu tidak boleh. Masyarakat tidak perlu khawatir dan panic buying," ujarnya.
Menurutnya, pemberlakuan local lockdown untuk melindungi masyarakat dari bahaya virus corona yang penyebarannya sudah semakin masif di Tanah Air. "Dalam kondisi seperti saat ini kita mengutamakan masyarakat, menyelamatkan nyawa, daripada yang lain," tandasnya.
Sebelumnya, Pemkot Tegal, Jawa Tengah memberlakukan local lockdown untuk mencegah penyebaran coronavirus disease (Covid-19) mulai 22 hingga 29 Maret 2020. Pemberlakuan kebijakan ini karena banyak masyarakat yang tidak mematuhi imbauan pemerintah untuk lebih banyak berdiam di rumah.
Pemberlakuan local lockdown dilakukan dengan menutup sejumlah ruas jalan yang menjadi akses masuk ke dalam Kota Tegal, yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajahmada dan Jalan Dr Ciptomangunkusumo atau depan Terminal Kota Tegal.
Penutupan menggunakan water barrier ini dilakukan mulai Minggu (22/3) malam. Selama penutupan, seluruh kendaraan dari arah Semarang maupun Jakarta dialihkan ke Jalan Lingkar Utara (Jalingkut).
Selain akses masuk ke kawasan kota, pemkot juga menutup akses ke sejumlah pusat keramaian, seperti alun-alun dan kawasan GOR Wisanggeni. Tak hanya jalan yang ditutup, lampu-lampu di kawasan itu juga dimatikan agar tidak ada keramaian pedagang kaki lima (PKL) dan warga.