Mamuju, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju, telah mengeluarkan surat edaran untuk membatasi kegiatan yang menimbulkan keramaian dan dihadiri lebih dari sepuluh orang, dan melarang warga untuk beraktivitas di luar rumah untuk sementara waktu. Kebijakan ini untuk mencegah penyebarab Coronavirus Disease (Covid)-19.
Kebijakan ini membuat sejumlah toko sembako di Mamuju kebanjiran konsumen. Salah seorang pemilik toko sembako, Fredi Gozal, mengatakan, pembeli di tokonya meningkat dalam beberapakali hari terakhir. Omzet yang diraupnya juga bertambah.
"Dalam kurung waktu tiga hari terakhir ada peningkatan penjualan dan omzet di toko kami juga meningkat. Warga sengaja berburu sembako di tengah mewabanya covid-19, dengan mendengar imbauan dari pemerintah untuk tidak keluar rumah sementara waktu," kata Fredi Gozal di Mamuju, Selasa (24/3).
Meski demikian, Fredi menyampaikan, secara umum tidak ada lonjakan harga. Harga sembako cenderung stabil. Hanya gula pasir yang mengalami kenaikan harga karena langka.
"Harga barang di toko kami stabil, tidak ada kenaikan harga. Namun harga gula pasir mengalami kenaikan karena barangnya susah didapat dan stoknya kian menipis," ujar Fredi.
Sementara itu, pemilik toko sembako lainnya, Baharia, mengaku omzet penjualannya meningkat sekira 30% dari hari biasanya. Warga berburu sembako, masker, dan hand sanitizer.
"Barang yang paling diburu warga adalah sembako, masker, dan hand sanitizer, agar terhindar penyebaran dari Covid-19," katanya.
Baharia menambahkan, adanya kabar bahwa pasar di Kota Mamuju akan ditutup selama 4 hari menjadi faktor kenaikan signifikan omzet penjualan di tokonya.
"Ada kabar bahwa pasar di Mamuju akan ditutup selama 4 hari karena akan disemprot disinfektan, jadi masyarakat memburu bahan sembako dan omzet penjualan di toko kami meningkat," ujar Baharia.
Baharia mengaku, saat ini menjual gula pasir di atas harga Rp20 ribu per kilogram, karena barangnya langka dan sulit didapatkan. Stok dan harga bahan pangan lainnya masih cenderung stabil.