Jakarta, Gatra.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendukung langkah pemerintah yang resmi meniadakan Ujian Nasional (UN) SD, SMP, dan SMA.
Wakil Sekjen FSGI, Satriawan Dalim menyebut langkah tersebut sangat strategis di waktu dan kondisi yang tepat, darurat, dengan memperharikan kesehatan, keselamatan para siswa dan guru, serta mencegah penyebaran Covid-19.
"Lagipula, bagi FSGI, kedudukan, tujuan, dan fungsi UN sudah tidak ada lagi, sudah tak relevan. Apalagi di tingkat SMA/MA. UN SMA tak bermanfaat secara praktis untuk masuk ke jenjang berikutnya, Perguruan Tinggi Negeri [PTN]. Sebab masuk PTN bukan dengan nilai hasil UN, melainkan melalui Undangan [Nilai Raport] dan Tes UTBK," jelas Satriawan di Jakarta, Selasa (24/3).
Satriawan mengatakan, kedudukan, tujuan, dan fungsi UN untuk tingkat SD-SMP juga tak terlalu relevan lagi. Sebab masuk SMP dan SMA saat ini telah melalui mekanisme PPDB ZONASI, yang memiliki 3 jalur: Jarak rumah (zona), Prestasi Siswa (Akademik, non akademik),dan perpindahan orang tua termasuk afirmasi.
"Jadi walaupun ada jalur prestasi dalam PPDB, tetapi prestasi yang dimaksud tak hanya dilihat dari nilai UN, melainkan bisa juga dilihat dari prestasi nilai raport, nilai ujian sekolah, dan prestasi non-akademik lainnya seperti juara vokal, menggambar, mendongeng, debat, olahraga, seni musik dan lainnya. Artinya nilai UN bukan lagi satu-satunya parameter prestasi siswa," kata Satriawan.
Bagi FSGI terkhusus untuk SMA/MA, ditiadakannya UN 2020 ini justru sangat bermanfaat besar. Sebab energi siswa, guru, dan orang tua akan lebih fokus kepada persiapan tes UTBK atau Seleksi Mandiri PTN. Para siswa akan fokus belajar menyiapkan itu semua.
" Tapi, jangan sampai UN 2020 ditiadakan, tetapi pemerintah justru malah tetap membuat penilaian Ujian Sekolah Online (Daring) misalnya saja. Semoga ini tidak terjadi. Sama saja akan mempersulit siswa, guru, dan orang tua dari aspek: persiapan teknis; kesiapan SDM Guru dan tenaga teknis lain; kesiapan infrastruktur; mengingat Indonesia sangat luas dengan geografis yang unik. Apalagi di tengah kondisi bencana nasional seperti sekarang," tutur Satriawan.
Dia mengatakan, dengan ditiadakannya UN 2020, alokasi anggarannya bisa dialihkan untuk membantu penanganan penyebaran Covid-19.
"Ini lebih bermanfaat, ketimbang dana dipakai untuk pelaksanaan UN yang juga tak ada manfaatnya lagi bagi anak-anak kita," katanya.