Surabaya, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengucurkan bantuan bagi tim medis yang menangani pasien Covid-19. Salah satunya, berupa reward atau insentif bagi tim medis yang menangani pasien rawat inap dan rawat jalan Covid-19.
Tiap tim yang terdiri dari 1 dokter, perawat, tenaga administrasi dan fotografer, mendapat reward sebesar Rp15 juta per pasien, per bulan. Sedangkan tim medis yang menangani pasien rawat jalan, mendapat reward sebesar Rp 7 juta per tim medis per bulan (dengan jumlah maksimal 3 tim).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, yang dimaksud rawat inap adalah pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif Covid-19. Sementara, yang dimaksud dengan penanganan rawat jalan adalah tim medis yang memberikan layanan screening.
"Berkaitan dengan reward bagi aparat medik, baik tenaga medis maupun paramedic dan seluruh hal yang memberikan layanan kepada pasien, baik itu PDP maupun yang dalam koordinasi dalam konfirmasi positif Covid-19," kata Khofifah di Gedung Grahadi Surabaya, Senin (23/3).
Tak hanya reward, Pemprov Jawa Timur juga menyalurkan bantuan berupa alat perlindungan diri (APD). Khofifah mengatakan, pihaknya menyalurkan 10 ribu APD lengkap ke 63 rumah sakit rujukan Covid-19, melalui BPBD Jawa Timur. malam ini.
Puluhan ribu APD tersebut merupakan bantuan pertama dari Pemprov Jawa Timur kepada para tim medis. Sebelumnya, pemerintah pusat telah menyalurkan 1.000 APD kepada tim medis Covid-19 di Jawa Timur.
"Sampai nanti malam, kami akan menyampaikan alat perlindungan diri (APD) sebanyak 10 ribu. Kami akan bagikan malam ini ke 63 rumah sakit rujukan," kata Khofifah.
Selain reward dan bantuan berupa APD, Pemprov Jatim masih mengupayakan sejumlah tempat untuk menampung para pasien Covid-19. Khofifah mengatakan, pihaknya berencana meminta pemberdayaan tambahan fasilitas kesehatan untuk menangani wabah tersebut, antara lain, ruang pada lembaga kesehatan yang dapat difungsikan sebagai kegiatan observasi. Khofifah mengaku telah mendapat persetujuan dari rumah sakit di Probolinggo.
Dia mengatakan, pihak rumah sakit di Probolinggo telah menyiapkan satu ruang isolasi dan observasi. Selain itu, satu rumah sakit di Jember yang menyatakan telah menyiapkan satu ruang observasi.
Ada juga rumah sakit infeksi yang dikelola oleh RSU Universitas Airlangga (Unair). "Jadi kami memang menyarankan agar daerah-daerah menyediakan minimal dua ruang observasi (di rumah sakit)," katanya.
Menurutnya, penyediaan ruang observasi itu bertujuan mempermudah jangkauan masyarakat yang terdampak Covid-19.
Sebagai informasi, angka penyebaran Covid-19 di Jawa Timur semakin meningkat. Pemprov Jawa Timur mencatat, angka orang dalam pemantauan (ODP) meningkat menjadi 1405 orang. Begitu pula dengan angka pasien dalam pengawasan (PDP) yang juga meningkat menjadi 125 pasien.
Sementara ini, belum ada perubahan pada jumlah pasien yang positif Covid-19, yakni, masih di angka 41 pasien dengan jumlah kematian akibat Covid-19 berjumlah 1 orang.