Home Kesehatan RSUD dr. Moewardi Produksi APD, Terinspirasi Pembuat Rukuh

RSUD dr. Moewardi Produksi APD, Terinspirasi Pembuat Rukuh

Semarang, Gatra.com-Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan RSUD dr. Moewardi Surakarta sudah bisa membuat baju alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis dalam menangani pasien Virus Corona atau Covid-19.

Baju berwarna putih dari bahan polypropylene spundbound tersebut harganya antara Rp35 ribu hingga Rp50 ribu, lebih murah dibandingkan buatan pabrikan senilai Rp150 ribu.

Ganjar mengatakan, disaat baju APD bagi tenaga medis sulit dicari dan ramai dibicarakan bahkan ada sampai marah-marah, RSUD dr. Moewardi mempu membuat inovasi dan kreativitas membuat baju APD sendiri.

“Baju APD ini hasilnya sama bagusnya dengan buatan pabrikan, tapi harga baju APD buatan RSUD dr. Moewardi lebih murah,” katanya kepada wartawan saat mengenalkan baju APD tersebut di Kantor Dinas Kesehatan Jateng, di Semarang, Senin (23/3).

Orang nomor satu di Jateng ini, meminta kepada rumah sakit di Jateng koordinasi dengan Dinas Kesehatan Jateng apabila kekurangan baju APD.

Bila ada rumah sakit ingin belajar membuatnya sendiri baju tersebut juga bisa datang langsung ke RSUD dr. Moewardi di Surakarta.

Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha melakukan inovasi dan berkreasi dalam rangka menangani kekurangan APD untuk menangani Virus Corona.

“Jangan bebani pemerintah pusat dalam penanganan virus corona, dengan cara pemerintah daerah mesti inovatif dan kreatif seperti membuat baju APD ini,” ujar Ganjar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Penunjang RSUD dr. Moewardi, Bambang Sugeng.W, dalam kesempatan sama, mengatakan ide pembuatan baju APD tersebut berawal dari kesulitannya mencari baju tersebut di pabrikan

Kemudian Bambang menemukan ada orang sedang membuat rukuh, baju untuk salat perempuan kemudian diminta untuk membuat baju APD.

“Saya minta stop membuat rukuh, kemudian saya minta membuat baju APD,” ucap dia.

Supaya pembuatannya tetap steril, lanjut Bambang, maka yang menjahit harus mencuci tangan memakai handscrub dan memakai masker.

Setiap hari, menurut dia, dapat membuat memproduksi 200-250 baju APD per hari. Untuk sementara digunakan memenuhi kebutuhan internal di RSUD dr. Moewardi dan Dinas Kesehatan Jateng.

Kebutuhan baju APD tenaga medis yang menengani pasien Virus Corona di RSUD dr. Moewardi mencapai sebanyak 15 baju per hari.

“Baju ini aman dan anti bakterial. Penggunaanya sekali pakai, langsung dibakar, tidak boleh dibuang,” jelas Bambang.

Mengenai harga satu baju APD tersebut, Bambang menyebutkan antara Rp35 ribu hingga Rp50 ribu, sedangkan harga baju APD pabrikan sekarang sudah mencapai Rp150.000 karena kelangkaan.

“Kami belum bisa memenuhi kebutuhan untuk rumah sakit lain, karena tidak memiliki izin edar alat kesehatan dalam negeri (AKD),” ujar dia.

437