Jakarta, Gatra.com - Harif Fadhilah, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah mengatakan akan memberikan penghargaan Pahlawan Kemanusiaan kepada perawat yang wafat karena Covid-19. Hingga saat ini PPNI baru mendapat data satu perawat yang wafat karena Covid-19.
Yaitu perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, berusia 37 tahun, dan meninggal di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, 12 Maret lalu. Kabar kematian perawat tersebut beredar lewat media sosial dan tidak ada pemberitaan media terhadap meninggalnya ZN tersebut.
Baca juga: Perawat RSCM Meninggal Suspect Corona
Saat itu beredar kabar lewat media sosial, perawat di ICU Kencana Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo meninggal di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso, 12/3. Perawat itu berinisial ZN, 37 tahun. Dia suspect Corona.
"Innalillahi wa innailaihi roji’un. Telah berpulang teman kita Zx. Nxxxx, perawat ICU Kencana RSCM di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso," kabar berantai yang beredar lewat media sosial tersebut.
"Semoga almarhum diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin YRA," tambahnya.
Perawat ICU Kencana, suspek Corona karena kontak dengan pasien positif COVID-19 dari Korea 6 (5/3) hari lalu. Perawat tersebut mengalami demam 2 hari setelah kontak, setelah itu menderita pneumonia-like illness.
Namun, ketika Gatra.com, menghubungi dr. Ananto MH, Humas RSCM lewat WA tentang kabar tersebut tidak ada respon. Belakangan, Direktur Utama RSCM memberikan alasan bahwa yang berhak memberikan keterangan juru bicara pemerintah.
Terkuburlah kabar meninggalnya sang perawat selama sepekan lebih. Konfirmasi baru muncul setelah beberapa dokter meninggal akibat Covid-19. Nama ZN dan fotonya berjajar bersama para dokter yang meninggal beredar di media massa dan sosial. dr. Ananto juga belum memberi keterangan apakah ZN akan diajukan untuk mendapat santunan Rp300 juta seperti janji pemerintah.