Home Ekonomi Stok Pangan di Riau Cukup Sampai Lebaran

Stok Pangan di Riau Cukup Sampai Lebaran

Pekanbaru, Gatra.com - Stok pangan Provinsi Riau terbilang rentan. Sebagian besar pasokan pangan daerah ini, terutama beras berasal dari dua provinsi terdekat, Sumatera Utara, dan khususnya Sumatera Barat.
 
Wakil Ketua DRPD Riau, Zukri Misran mengungkapkan, masyarakat Riau harus dapat menepikan sikap panik untuk kondisi saat ini. Ia menilai jika masyarakat setempat menjadi panik, maka beban kerja pemerintah daerah kian berat.
 
"Sebisa mungkin informasi yang diperoleh masyarakat itu bukan kabar yang menimbulkan kepanikan. Kalau bisa untuk saat ini jangan terlalu dikaitkan dengan ekonomi dulu, karena itu bisa menggiring masyarakat kepada kondisi panik," katanya kepada Gatra.com, Minggu (22/3).
 
Zukri yang juga menjabat sebagai Ketua PDIP Riau itu menyebut, sebaran info tentang bagaimana menanggulangi Virus Corona, bakal lebih bermanfaat di saat kondisi sekarang daripada memperbanyak informasi yang mengungkapkan kekhwatiran ekonomi.
 
"Kalau panik, bisa-bisa terjadi chaos dipusat perbelanjaan karena orang akan membeli kebutuhan bahan pokok lebih dari biasanya,"tekannya.
 
Berdasarkan data Badan Urusan Logistik (BULOG) Riau-Kepri, stok pangan Riau aman sampai lebaran. Saat ini stok beras di Riau-Kepri sebanyak 13.000 ton dengan opsi penambahan sebanyak 7.000 ton, sehingga total stok beras Riau mencapai 20.000 ton hingga lebaran.
 
Sementara itu praktisi ketahanan pangan Riau, Darmansyah menilai, kendati stok pangan Riau masih dalam kategori aman, Pemerintah Provinsi Riau harus memiliki strategi jangka panjang untuk mengurai persoalan ketahanan pangan Riau. Pasalnya, status Riau yang memiliki ketergantungan suplai pangan dari luar, membuat daerah ini harus memutar otak jika kelangkaan pangan terjadi.
 
"Misalkan kalau jalur suplai terganggu lantaran banjir atau tanah longsor,tentu akan bepengaruh kepada harga yang dipasarkan setibanya di Riau," kata Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau itu.
 
Darmansyah menyebut untuk mengurai ketergantungan pangan pada daerah lain, Pemprov Riau harus bisa mengerem alih fungsi lahan, yang umumnya banyak digunakan untuk perkebunan kelapa sawit.
 
"Kalau beras kita defisit, Sagu justru sebaliknya. Produksi Sagu kita bisa ratusan ribu ton dalam setahun. Tinggal bagaimana potensi itu bisa digunakan untuk mengurai persoalan ketahanan pangan," ucapnya
 
Adapun data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau pada tahun 2019, menunjukan produksi beras Riau pada 2019 mengalami penurunan sebanyak 20.270 ton atau 13,33 persen dibandingkan produksi beras pada tahun 2018. Pada 2019 produksi beras Riau hanya mencapai 131.820 ton. 
 
Reporter: Febri Kurnia
121