Padang, Gatra.com - Kelangkaan cairan antiseptik memang menjadi keresahan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) akhir-akhir ini. Terutama semenjak mencuatnya wabah corona virus disease (Covid-19) yang berawal dari Wuhan, Cina.
Menyikapi hal itu, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit berinisiatif langsung membeli 40 liter ethanol dengan kadar 96 persen, H2O2 dengan kadar 3 persen sebanyak 2 liter, gliserin 1 liter, aquades 6 liter, dan campuran aroma 30 mililiter untuk diracik menjadi hand sanitizer.
Bahan-bahan untuk antiseptik itu didapatkan dari distributor PT Novalindo Jaya Utama di kawasan Siteba Padang. Kemudian, bahan-bahan antiseptik itu diserahkan ke tim Laboratorium Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah X di Kota Padang untuk diracik menjadi hand sanitizer.
"Nanti, hand sanitizer ini kita bagikan kepada masyarakat, atau instansi yang lebih membutuhkan," kata Nasrul, Sabtu (21/3) di Padang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah diracik LLDikti hand sanitizer itu akan dikemas dalam botol kecil. Kemudian, baru dibagi-bagikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kepada masyarakat. Rencananya hand sanitizer itu juga akan ditempatkan di kantor Gubernur Sumbar.
Dari keterangan mantan Bupati Pesisir Selatan itu, inisiatif menyediakan antiseptik itu agar masyarakat tidak lagi resah untuk mendapatkan hand sanitizer. Apalagi, upaya ini juga didukung LLDikti Wilayah X yang bersedia membantu meracik hand sanitizer dengan sukarela.
Sementara Direktur PT Novalindo Jaya Utama, Yoserizal mengakui pihaknya sudah lama menjadi suplayer bahan hand sanitizer. Selain menjual bahan-bahan zat kimia dan sejumlah peralatan labor, pihaknya juga turut membuat hand sanitizer dan disinfektan yang siap dipakai.
Terkait harga, hanya Rp50 ribu per botol untuk hand sanitizer kapasitas 500 mililiter. Harga itu merupakan masih standar biasanya. Pihaknya tidak mau mengambil untung atas situasi kelangkaan antiseptik saat ini. Sebab, pencegahan wabah virus corona merupakan tanggungjawab bersama.
Sebelumnya, Tim Analisis Laboratorium LLDikti Wilayah X, Irna Humairah mengatakan, pihaknya mampu meracik hand sanitizer tersebut hanya dalam waktu 10 menit. Bagi yang membutuhkan, pihaknya bersedia meracik antiseptik itu secara sukarela, asalkan bahan-bahannya telah disediakan.
Pengakuannya, tim Laboratorium LLDikti terdiri dari enam orang. Ide meracik hand sanitizer memang sudah sejak lama. Hanya saja, setelah mencuatnya wabah Covid-19, fan masyarakat resah dengan kelangkaan antiseptik di semua apotek. Hingga akhirnya, timnya kembali meracik antiseptik tersebut.
"Waktu meracik paling lama 10 menit, tapi untuk layak pakai yang lebih baik, perlu dibiarkan sekitar tiga hari," imbuh Irna saat ditemui di ruangannya.