Solo, Gatra.com - Pengawasan di lingkungan Mojosongo, Solo, diperketat karena tidak disiplinnya orang dalam pengawasan (ODP) yang sedang menjalani karantina.
Pengawasan lingkungan Mojosongo ini memang diperketat. Sebab kondisinya berbeda dengan wilayah lain yang warganya positif Covid-19, Semanggi.
"Kalau di Semanggi warganya lebih tertib. Sehingga cukup hanya mengandalkan lingkungan," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, Jumat (20/3).
Penjagaan diperketat hingga kondisi membaik. Ahyani mengklaim jika selama ini Dinas Kesehatan Kota (DKK) sudah mengetahui kondisi di Mojosongo tidak disiplin dalam karantina. Namun karena warga membandel, maka Pemkot tak bisa berbuat banyak.
"Sebenarnya Bu Ning (Kepala DKK) sudah tahu. Tapi memang begitu kondisinya, kalau trend-nya menurun akan kami kendurkan penjagaan," ucapnya.
Pemantauan di wilayah Mojosongo saat ini melibatkan unsur TNI. Hal ini untuk mengantisipasi adanya penularan lebih banyak lagi.
"Jadi sedapat mungkin penduduk satu lingkungan itu tetap tinggal disana dan tidak kemana-mana," ucap
Ia menjelaskan selain memperketat pengawasan, warga yang melakukan karantina mandiri di rumah, Pemkot juga memperketat pengelolaan sampah di lingkungan tersebut. Sampah dari satu lingkungan yang warganya positif Covid-19 akan disendirikan dan tidak dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo.
"Kami sudah minta petugas untuk mengelola sampahnya secara tersendiri. Diambil dengan kendaraan roda tiga dan sampahnya dibakar di tong. Memang membakar sampah menyalahi undang-undang, tapi ini kondisi khusus. Petugas yang mengambil pun kami minta memakai perlengkapan pengamanan," ucap Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo ini.