New York, Gatra.com - Para ekonom dari Goldman Sachs Inc memperkirakan perekonomian Australia akan mengalami depresi berat karena hantaman virus Corona baru atau Covid-19. Bahkan, depresi akibat kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) itu akan lebih hebat dari yang pernah terjadi pada 1920-an.
Kepala ekonom Goldman, Andrew Boak mengatakan, PDB Australia akan terkontraksi hingga 6 persen di tahun ini. Hal itu terjadi karena konsumsi domestik yang melemah, penurunan penerimaan negara yang berasal dari sektor pariwisata dan perhotelan, serta anjloknya daya beli masyarakat.
"Karena semakin banyak orang bekerja dari rumah. Menyebabkan pengeluaran yang lebih tinggi untuk makanan dan utilitas akan memberikan penggantian yang sedikit, tetapi aktivitas investasi dan ekspor juga cenderung berkontraksi," kata Boak, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (20/3).
"Telah ada kemunduran parah dalam prospek ekonomi Australia selama seminggu terakhir karena wabah COVID-19 semakin intensif. Dengan keadaan sekarang, menunjukkan langkah-langkah social distancing yang jauh dan lebih luas selama beberapa minggu mendatang," imbuh dia.
Boak menjelaskan, saat ekonomi Australia terkontraksi, secara otomatis jumlah pengangguran akan semakin meningkat. Dengan kondisi saat ini, dia memperkirakan, tingkat pengangguran di Sidney akan melonjak menjadi 8,5 persen, dari yang sebelumnya pada Februari ada sebanyak 5,1 persen.
Sementara itu, untuk menangkal dampak Corona, pemerintah dan bank sentral Australia telah menggelontorkan beberapa stimulus kebijakan. Salah satunya adalah dengan masuknya bank sentral ke pasar obligasi, yang bertujuan untuk mempertahankan likuiditas pasar uang mereka.
Sebelumnya, Gubernur Reserve Bank Australia (RBA) Philip Lowe mengatakan, bank sentral akan mempertahankan hasil obligasi pemerintah tiga tahun pada level 0,25 persen, setelah memangkas suku bunga menjadi 0,25 persen. RBA juga mengumumkan fasilitas pendanaan berjangka setidaknya A$90 miliar (US$52 miliar) untuk sistem perbankan, dengan dukungan khusus untuk kredit usaha kecil dan menengah.
Dalam program pelengkap, pemerintah Australia akan berinvestasi hingga A$15 miliar. Untuk memungkinkan pemberi pinjaman yang lebih kecil mendukung konsumen dan bisnis yang lebih kecil selama wabah virus. Perdana Menteri Scott Morrison juga telah mengumumkan adanya paket lanjutan untuk memperluas program senilai A$ 17,6 miliar yang diumumkan minggu lalu.