Semarang,Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal menerapkan pemeriksaan kesehatan yang ketat bagi jamaah Salat Jumat atau kegiatan ibadah lainnya yang melibatkan banyak orang.
Hal tersebut dikatakannya usai memimpin rapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, organisasi keagamaan, sejumlah takmir majid, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kantor Gubernur, Selasa (17/3).
"Hari ini kami Umara dan Ulama di Jawa Tengah bersepakat untuk menerapkan prosedur kesehatan yang ketat bagi jamaah Salat Jum'at di beberapa daerah di Jawa Tengah dan memutuskan untuk menunda kegiatan kegaiatan-kegiatan keagamaan lainnya yang melibatkan banyak masa," ujarnya.
Ia menyebutkan, prosedur kesehatan tersebut meliputi pengecekan suhu tubuh bagi jamaah masjid, penyediaan hand sanitizer atau gel pencuci tangan dan sabun cuci tangan.
"Pintu masuk masjid juga dibatasi hanya satu pintu," sebutnya.
Selain itu, ia meminta masyarakat untuk membawa sajadah sendiri sebab karpet masjid akan digulung dan tidak digunakan.
"Bawa sajadah sendiri. Masjid juga harus selalu dibersihkan menggunakan disinfektan atau cairan pembersih," imbaunya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengimbau kepada seluruh santri dan santriwati di Pondok Pesanten untuk tidak pulang ke rumah (mudik) atau di kunjungi keluarganya.
"Santri dan santriwati ditahan dulu kangennya. Jangan pulang dulu atau jangan minta dijenguk. Pondok pesantren sebagai tempat isolasi diri sementara," pintanya.
Sementara, Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji mengaku siap mengikuti instruksi yang dikeluarkan pemerintah dan MUI pusat.
"Karena kondisi di Jateng masih terkendali, maka kami memutuskan ibadah Salat Jum'at tetap dilaksanakan meskipun dengan protokol kesehatan yang ketat seperti penyediaan hand sanitizer dan alat pengukur suhu tubuh," imbuhnya.
Namun, katanya, jika kondisinya memburuk maka mungkin akan dikeluarkan fatwa baru yang menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
"Kalau memburuk mungkin Salat Jum'at ditiadakan terlebih dahulu. Bahkan Salat wajib juga dikerjakan di rumah dan tidak di masjid lagi sebagai bentuk antisipasi penyebaran corona," tandasnya.